Jakarta, CNN Indonesia –
Sebanyak 130 orang tewas dan 200 lainnya luka-luka dalam bentrokan umat Islam di Pakistan dalam 10 hari terakhir.
Dalam berita lain, 100 warga Afghanistan ditangkap oleh polisi Taliban karena menanam bunga poppy atau narkoba.
Berikut berita 24 jam terakhir, seperti diberitakan International Flash pagi ini:
Bentrokan Muslim di Pakistan, korban tewas meningkat menjadi 130 orang
Kerusuhan sipil di wilayah Kurram Pakistan telah merenggut lebih dari 130 nyawa dalam 10 hari terakhir. Selain itu, sekitar 200 orang terluka.
Seperti dilansir Aljazeera, Senin (12 Februari), bentrokan kelompok Muslim Sunni dan Syiah dimulai pada 21 November 2024.
Sekelompok Muslim Syiah yang sedang berjalan diserang oleh sekelompok tentara. Dalam kejadian ini, 52 orang tewas, termasuk anak-anak dan perempuan. Tidak ada yang bertanggung jawab atas keputusan tersebut.
Iran menilai Israel tertarik dengan serangan di Aleppo
Ketua Parlemen Iran Mohammad Bagher Ghalibaf, saat berbincang dengan Ketua Parlemen Lebanon Nabih Berri, Sabtu (30/11), memperingatkan bahwa tindakan angkatan bersenjata Takfiri di Suriah yang menyerang kota Aleppo, mengambil keuntungan dari niat jahat Israel.
Pasukan pemberontak di Suriah baru-baru ini menyerang dan menguasai Aleppo. Ghalibaf, yang mencap tentara sebagai kelompok teroris, percaya bahwa pemberontakan di Aleppo diorganisir oleh pemerintah jahat Zionis.
Menurut IRNA, Ghalibaf dan Berri membahas perkembangan terkini di Lebanon setelah menimbulkan konflik di dunia Arab.
100 warga Afghanistan ditangkap karena menanam kapas
Lebih dari 100 warga Afghanistan telah ditangkap polisi karena menanam marigold.
Seperti dilansir AFP, Minggu (1/12), orang-orang tersebut ditangkap di wilayah timur laut Afghanistan. Penduduk di daerah tersebut telah menentang larangan budidaya tanaman oleh Taliban sejak awal.
Shafiqullah Hafizi, kepala badan anti-narkotika polisi di Badakhshan, mengatakan: “Selama operasi hari ini, tentara menangkap lebih dari seratus orang, termasuk banyak penduduk desa, saat bunga mekar.” (tim/bac)