Jakarta, CNN Indonesia –
Harga minyak turun pada Kamis (05/12) karena OPEC+ menunda rencana peningkatan produksi.
Minyak mentah Brent turun 22 sen, atau 0,3%, menjadi $72,09 per barel, Reuters melaporkan. Sementara itu, West Texas Intermediate (WTI) AS turun 24 sen, atau 0,35 persen, menjadi $68,30 per barel.
OPEC+, Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak, dan sekutunya, termasuk Rusia, telah menunda rencana peningkatan produksi hingga Oktober 2024.
Pembenaran mereka; perlambatan permintaan global dan peningkatan produksi minyak di luar kelompok.
Menurut para analis, kebijakan OPEC+ mendukung harga minyak.
“Ada pertanyaan pada pertemuan tersebut mengenai apakah ada persatuan (dalam OPEC+) dan apakah mereka pasti akan keluar dari aliansi ini, namun hal ini menunjukkan visi yang sulit untuk diwujudkan ketika mencoba mewakili pasar,” kata John. Kilduff adalah mitra di Capital di New York.
Mukesh Sahdev, kepala pasar komoditas minyak global di Rystad Energy, mengatakan hal yang sama.
“Sinyal keseluruhan ke pasar bersifat konstruktif dan tidak akan mencegah penurunan harga dalam jangka pendek,” katanya.
Namun bayangan kelebihan pasokan minyak karena lemahnya permintaan membalikkan keadaan dan harga pun melemah.
“Pasar menghadapi kelebihan pasokan, tidak ada kekurangan minyak dan tidak ada tanda-tanda nyata mengenai kenaikan harga di masa depan,” kata Bob Yager, direktur kontrak berjangka energi di Mizuho.
(Agustus/Agustus)