Jakarta, CNN Indonesia –
Tentara Suriah mengatakan pada hari Sabtu bahwa puluhan tentaranya tewas dalam serangan besar yang dilakukan pasukan pemberontak yang menyerbu kota barat laut Aleppo. Serangan ini memaksa tentara Suriah mengerahkan kembali sejumlah besar tentara.
Situasi ini juga menjadi tantangan terbesar bagi Presiden Suriah Bashar al-Assad dalam beberapa tahun terakhir. Serangan mendadak di Aleppo dipimpin oleh kelompok Islam Hayat Tahrir al-Sham.
Serangan tersebut mengguncang garis depan perang saudara di Suriah, yang sebagian besar telah terhenti sejak tahun 2020, dan memicu kembali konflik di beberapa bagian negara yang dekat perbatasan dengan Turki.
Tentara Suriah mengatakan mereka sedang mempersiapkan serangan balasan yang bertujuan memulihkan kekuasaannya. Tentara juga mengungkapkan bahwa pasukan pemberontak telah memasuki sebagian besar Aleppo, yang berada di bawah kendali penuh pemerintah sejak pasukan pemerintah yang didukung oleh Rusia dan Iran mengusir pemberontak delapan tahun lalu.
Foto-foto dari Aleppo menunjukkan kelompok pemberontak berkumpul di Lapangan Saadullah al-Jabeiri setelah memasuki kota pada siang dan malam hari, dengan papan iklan bergambar Assad terlihat di belakang mereka.
“Saya putra Aleppo dan saya mengungsi ke sana delapan tahun lalu pada tahun 2016. Alhamdulillah, kami baru saja kembali. Sungguh perasaan yang luar biasa,” kata tentara pemberontak Ali Jumba, seperti terlihat dalam tayangan televisi yang diterbitkan The Irishman. mandiri
Aleppo direbut kembali oleh pasukan pemberontak anti-rezim. Beberapa warga sipil juga tewas dalam serangan udara tersebut. Pesawat tempur tak dikenal menyerang sebuah alun-alun di pusat Aleppo.
Menurut Anatoly, hingga Sabtu pagi (30 November) waktu setempat, pasukan pemberontak telah merebut lebih dari 50 desa di timur dan tenggara Idlib yang sebelumnya berada di bawah kendali rezim Assad, serta sebagian besar wilayah Aleppo. Pada Jumat (29/11), kelompok tersebut memasuki pusat kota Aleppo dan mencapai distrik pusat pada malam harinya.
Pada tanggal 27-28 November, kelompok anti-rezim dengan cepat menyeberang dari pinggiran barat Aleppo ke pusat kota dan menduduki sebagian besar pedesaan Idlib.
Komando Tentara Suriah mengatakan pasukan pemberontak menyerang dalam jumlah besar dan dari berbagai arah, mendorong Tentara Suriah untuk melakukan operasi pengelompokan kembali yang bertujuan memperkuat garis pertahanannya untuk menahan serangan, menyelamatkan nyawa warga sipil dan tentara, dan mempersiapkan serangan balik.
Tentara negara tersebut mengatakan pemboman tersebut menghalangi pemberontak untuk mengambil posisi permanen. Dia berjanji untuk mengusir pasukan pemberontak dan memulihkan kendali pemerintah atas seluruh kota dan daerah pedesaan. (lihat/lihat)