Jakarta, CNN Indonesia –
Partai Demokrat Indonesia (PDIP) resmi memecat Effendi Simbolo setelah ia mendukung duo politikus Ridwan Kamil-Suswono pada Pilgub Jakarta 2024.
Pengunduran dirinya disetujui Ketua DPP PDIP Djarot Saiful Hidayat. Dia memastikan Effendi tak lagi menjabat sebagai pengurus PDIP karena melanggar konstitusi dan aturan AD/ART partai.
Shar (30/11) Benar (PDIP mencopot Effendi Simbolo karena mendukung RK-Suswono), kata Djarot kepada fun-eastern.com. “Pelanggaran Kode Etik Partai dan UU AD/ART”
Postingan Effendi Simbolo menarik perhatian publik sejak pemilihan gubernur Jakarta.
Pasalnya, Effendi datang saat Joko Widodo, Presiden ke-7 RI, bertemu Ridwan Kamil, calon Gubernur DKI Jakarta ke-1, di Cempaka Putih, Jakarta, Senin malam (18/11).
Padahal, saat itu, kader PDIP lah yang menunjuk Effendi Pramono Anung dan Rano Karno masing-masing sebagai Wali Kota dan Wakil Wali Kota Jakarta.
Effendi sempat menyedot perhatian publik pada Pilpres 2024. Bahkan, PDIP saat itu mengusung Ganjar Pranovo-Mahfud MD.
Politisi bernama lengkap Effendi Muara Sakti Simbolon ini lahir pada 1 Desember 1964 di Banjarmasin. Pada tahun 1982 hingga 1988, beliau memperoleh gelar master di bidang manajemen perusahaan dari Universitas Jayabaya.
Setelah lulus, Effendi bekerja di beberapa perusahaan swasta. Beliau juga pernah bekerja sebagai konsultan di PT Pupuk Kaltim pada tahun 1997-1999.
Ia kemudian terjun ke dunia politik sebagai kader PDIP. Effendi saat itu menjadi anggota Partai KHDR RI PDIP selama empat periode mulai tahun 2004.
Semasa menjadi anggota KHDR, Effendi Simbolon kerap melontarkan komentar kontroversialnya ke publik. Misalnya pada tahun 2022, dalam salah satu rapat di KHDR, saat TNI menyerukan protes.
Effendi dalam rapat tanggal 5 September 2022 mengatakan, “Kita lihat banyak pembangkangan, pembangkangan, pembangkangan. TNI mirip dengan kelompok ini, terutama organisasi politik.
Effendi Simbolon dicalonkan PDIP menjadi calon gubernur Sumut pada 2013. Saat itu, ia berpasangan dengan Jumiran Abdi, politikus asal Sumut.
Namun pasangan Effendi-Jumiran kalah dalam Pilgub Sumut 2013, dengan Gatot Pujo Nugroho dan Tengku Erry Nuradi kalah dengan perolehan suara 33 persen. (frl/akhir)