Jakarta, CNN Indonesia —
Presiden ke-6 RI, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mendesak Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) segera mengambil tindakan pasca memanasnya situasi di Suriah.
SBY menduga peristiwa di Suriah merupakan lanjutan Arab Spring yang tidak berhenti sampai disitu.
Poin lainnya, banyak hal yang bisa terjadi di Suriah. Oleh karena itu, dunia menurut saya PBB harus proaktif, ujarnya saat diwawancara CNN Indonesia, Senin (9/12).
Dengan cara ini, situasi yang penuh kekacauan dan ketidakstabilan tidak akan menjadi lebih buruk.
Lanjutnya juga di PBB, ia mempunyai tugas untuk melindungi dunia dan mencegah hal-hal buruk di negara manapun.
Nah, SBY kemudian teringat akan peran RI saat pecah perang di Suriah.
SBY adalah presiden ke-6 Republik Indonesia. Ia menjabat dua periode pada 2004-2009 dan 2009-2014. Pada masa ini, negara-negara Arab sedang dilanda gejolak akibat Arab Spring dan konflik internal.
Suriah juga tidak lepas dari konflik. Pada tahun 2011, perang saudara melanda negara tersebut dan memburuk hingga tahun 2012.
Saat itu, menurut SBY, Indonesia menerapkan politik bebas yang aktif dan terlibat dalam penyelesaian konflik.
Suriah masuk ke wilayah tersebut baru-baru ini setelah kelompok pemberontak Hayat Tahrir Al Sham (HTS) menyerang Damaskus dan menguasai Istana Kepresidenan pada Minggu (8/12).
Mereka pun mengklaim berhasil menggulingkan rezim Assad. Dalam kekacauan ini, Assad dan keluarganya melarikan diri ke Rusia. (y/bar)