Jakarta, CNN Indonesia —
Pemerintah Indonesia sedang memutar otak untuk mencarikan pekerjaan bagi para pengangguran atau yang dikenal sebagai kelompok miskin usia kerja, dan menampung para korban PHK (PHK).
Kepala Badan Pengentasan Kemiskinan (BP Taskin) Budiman Sudjatmiko mengatakan akan ada perubahan skema bantuan sosial (banso). Dia menekankan bahwa bantuan di masa depan harus diberikan melalui pendekatan otonom dan pembangunan.
“Bagi yang mempunyai kapasitas produktif, kami arahkan (untuk mencari pekerjaan dan penghasilan),” kata Budiman dalam konferensi pers di Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Jakarta Pusat, Jumat (6/12).
“Kemensos ingin wisudanya banyak. Lulusan dari kemiskinan dan kemiskinan ekstrem menjadi calon kelas menengah, atau calon wirausaha, atau calon pekerja bergaji,” tegasnya.
Ia menegaskan, pemberian bansos ke depan akan lebih spesifik bagi kelompok tertentu yang memang tidak mampu. Misalnya saja bagi penyandang disabilitas, Penyandang Gangguan Jiwa (ODGJ), dan lanjut usia (lansia).
Budiman menyatakan Kementerian Ketenagakerjaan juga mempunyai cita-cita serupa. Ia mengatakan permasalahan ketenagakerjaan di Indonesia terlalu besar untuk ditangani oleh Kementerian Ketenagakerjaan saja.
“Ada kendala teknis di lapangan, kalau di industri ada PHK, di suatu daerah ada PHK. Bagaimana mengakomodir orang-orang yang dipecat?” Budiman menjelaskan isi rapat koordinasi dengan pemangku kepentingan.
Tentang Kementerian Rakyat atau kota-kota di sekitar pabrik, di kawasan industri yang ada PHK, bagaimana kota-kota itu akan berpindah, lanjutnya.
Hal ini juga memberikan contoh kasus lain, seperti pemberdayaan usaha mikro, kecil dan menengah (MIPIME). Budiman mengatakan MIME harus diberdayakan, bahkan dalam proyek jalan raya.
Ajudan Presiden, Prabowo Subianto, mengatakan UMKM bisa diberi jatah perdagangan di rest area jalan raya. Mereka menyebut upaya ini akan melibatkan Kementerian UMKM.
(skt/pta)