Jakarta, CNN Indonesia —
Taylor Swift dikabarkan memberikan bonus non-gaji kepada seluruh kru The Eras Tour yang totalnya mencapai USD 197 juta atau setara Rp 3,1 triliun (USD 1 = Rp 15.860), tepat setelah tur berakhir pada Minggu (12,8). ).
Seperti dilansir People pada Senin (9/12), kru yang menerima bonus tersebut antara lain pengemudi truk, juru masak, teknisi instrumen, tim penjualan, lighting dan sound system.
Begitu juga bagi pekerja produksi dan asistennya, teknisi konstruksi, penari, band, security, koreografer, kembang api, penata rambut, penata rias, penata rias, fisioterapis, dan kru video.
Variety mengatakan bonus tersebut berjumlah hampir 10 persen dari total pendapatan tur yang berjumlah lebih dari $2 miliar.
Namun belum diketahui berapa total awak kapal yang terlibat dalam perjalanan tersebut. Jika diasumsikan ada 200 kru yang terlibat, maka rata-rata setiap kru The Eras Tour mendapat bonus selain gaji sebesar 985 ribu USD atau setara Rp 15,6 miliar atas dedikasinya selama dua tahun terakhir.
Angka bonus ini muncul setelah Swift dilaporkan pada Agustus 2023 memberikan bonus di luar gaji kepada kru senilai total lebih dari $55 juta.
Era’s Tour sebelumnya berhasil memecahkan rekor menjadi tur pertama dalam sejarah yang meraih pendapatan $2 miliar, tepatnya $2,077,618,725, atau setara dengan Rp 32,9 triliun (1 US$=15,871 kroner).
Dilansir New York Times dan dikonfirmasi Variety, Senin (9/12) waktu AS, pendapatan tersebut berasal dari penjualan 10.168.008 tiket untuk 149 konser yang digelar di lima benua.
Pendapatan ini dua kali lipat perkiraan pendapatan asli tur pada akhir tahun lalu.
Perusahaan Swift sebelumnya menolak melaporkan jumlah peserta tur yang dimulai pada Maret 2023. Namun, beberapa perusahaan bisnis memperkirakan tur tersebut akan melebihi $2 miliar.
Era’s Tour sebenarnya bisa lebih besar lagi mengingat hanya tiga konser yang dibatalkan, yakni pertunjukan di Wina, Austria, setelah plot terornya tertangkap.
Variasi menuturkan, pencapaian tersebut dinilai semakin menakjubkan karena pendapatan tersebut hanya berasal dari penjualan tiket yang harganya tidak menggunakan sistem harga dinamis. Dengan penetapan harga yang dinamis, harga tiket bisa berkali-kali lipat lebih mahal karena mengikuti kurva permintaan.
Karena Swift tidak menggunakan harga dinamis, Variety mengatakan Swift kehilangan kesempatan untuk memperoleh pendapatan lebih banyak karena permintaan The Eras Tour yang sangat tinggi untuk setiap konsernya.
Sementara menurut laporan New York Times dan Variety, konser The Eras Tour dengan penonton terbanyak terjadi di Stadion Wembley, London, sebanyak 753.112 orang selama empat hari.
Namun, penonton satu hari terbesar terjadi pada konser di Melbourne Cricket Ground pada 17 Februari 2024, yaitu 96.006 orang pada malam hari. (tahan/akhiri)