Jakarta, CNN Indonesia –
Konflik antara Wakil Presiden Filipina Sara Duterte dan Presiden Filipina Ferdinand (Bongbong) Marcos Jr. suasana memanas ketika Sara mengancam akan membunuh Bongbong beberapa waktu lalu.
Diberitakan CNA, Sara mengatakan dia berbicara dengan si pembunuh dan menyuruhnya membunuh Marcos, istrinya, dan juru bicara DPR Filipina jika dia terbunuh.
Masalah ini mendorong presiden Filipina berjanji untuk mengambil tindakan.
“Saya ngobrol dengan seseorang. Saya bilang, kalau saya terbunuh, bunuh BBM (Bongbong Marcos), (Ibu Negara) Liza Araneta, dan (Ketua DPR) Martin Romualdez. Itu bukan lelucon. Ini bukan lelucon,” kata Sara. Duterte dan konferensi pers. pada Sabtu (23/11).
Inilah fakta terbaru konflik Wakil Presiden Sara dan Presiden Bongbong yang dihimpun fun-eastern.com, Presiden Bongbong buka-bukaan.
Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr angkat bicara mengenai ancaman pembunuhan yang dikirimkan Wakil Presiden Sara Duterte pada akhir pekan lalu.
Marcos, yang lebih dikenal dengan sebutan Bongbong, bersumpah akan melawan dengan apa yang disebutnya sebagai “terorisme yang sembrono dan penuh kecemasan”.
Dalam pesan video publik, Marcos menekankan bahwa “rencana kriminal seperti itu tidak akan diabaikan,” tanpa menyebut nama Sara Duterte.
“Kata-kata yang kami dengar dalam beberapa hari terakhir ini meresahkan kami. “Beberapa dari kami dibunuh dengan kata-kata dan ancaman buruk,” kata Marcos dalam video yang dikutip Reuters.
Departemen Kehakiman Filipina dengan jelas telah menyatakan Wakil Presiden Sara Duterte sebagai “pemimpin” rencana pembunuhan Presiden Ferdinand Marcos Jr. Senin (25/11).
Departemen Kehakiman juga memanggil Duterte, putra mantan Presiden Rodrigo Duterte, untuk dimintai klarifikasi terkait pernyataannya terkait ancaman pembunuhan Presiden dan keluarganya.
“Pemerintah bertindak untuk melindungi presiden yang dipilih secara sah,” kata Wakil Menteri Kehakiman Filipina Jesse Andres kepada wartawan.
Rencana yang disiapkan untuk membunuh presiden, seperti yang dikatakan pelaku, kini memiliki konsekuensi hukum, tambahnya, dikutip Reuters.
Lanjutkan ke halaman berikutnya…