Jakarta, CNN Indonesia —
Kepala Departemen Komunikasi Kepresidenan Hasan Nasbi mengatakan, sekitar 600 ribu petani dan nelayan menjadi sasaran program penghapusan utang pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.
Jadi menurut angka Kementerian Kesehatan, sekitar 600 ribu orang bisa tercakup dalam program ini, kata Hasan di Sentul International Convention Center (SICC) di Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Kamis (7/11).
Hasan menjelaskan, dengan kebijakan ini, para petani, nelayan, dan UMKM yang sudah lebih dari 10 tahun tidak mampu membayar utangnya akan dibebaskan dari BI untuk meninjau kembali utang-utang tersebut dan memulihkannya.
Namun, ia juga menegaskan, ada syarat lain bagi UMKM sektor pertanian dan perikanan yang harus dilonggarkan oleh pemerintah, yaitu pinjamannya tidak sepenuhnya ditanggung oleh pemerintah.
“Sebenarnya bank itu sudah lama tidak terdaftar, tapi hak menagihnya masih ada, dengan itu sekarang mereka tidak punya utang,” jelasnya.
Dengan program bantuan ini, pemerintah berharap para nelayan, petani, dan UMKM yang usahanya mati karena terlilit utang, dapat kembali memulai usahanya dan membuka peluang kehidupan yang lebih baik.
“Kalau tidak dari laporan kredit, tidak akan bisa pinjam, masuk review BI ya, masuk daftar hitam di BI, jadi tidak bisa dapat kredit, dan tidak bisa. bisa tes nanti susah,” kata Hasan. .
Presiden Prabowo Subianto resmi menghapus utang UMKM masa lalu kepada nelayan Indonesia. Kebijakan tersebut tertuang dalam PP Nomor 47 Tahun 2024 yang ditandatangani pada Selasa (5/11).
Prabowo mengaku mengambil keputusan ini setelah mendengar banyak keinginan dari kelompok pertanian dan UMKM. Ia berharap kebijakan ini dapat membantu masyarakat, khususnya produsen UMKM dan nelayan yang merupakan produsen pangan.
Hal-hal teknis seperti persyaratan likuidasi kredit atau utang macet akan dirinci sesuai dengan peraturan departemen/lembaga terkait.
(khr/sfr)