
Jakarta, CNN Indonesia —
Indonesia menerima resolusi Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang menyerukan segera diakhirinya konflik di Jalur Gaza, Palestina.
Indonesia menerima persetujuan resolusi Majelis Umum PBB tentang ‘Situasi di Gaza’ yang menyerukan segera diakhirinya konflik yang disampaikan Indonesia pada Sidang Khusus Independen (ESS)-10 pada bulan Desember. Pernyataan Kementerian Luar Negeri RI (Kemlu) tanggal 11 Tahun 2024 tanggal X, Kamis (12/12).
Kementerian Luar Negeri Indonesia juga menyambut baik pengukuhan resolusi Majelis Umum PBB tentang “Dukungan terhadap Mandat UNRWA” yang mengkritisi pengesahan undang-undang oleh Knesset Israel yang akan membatasi kegiatan Organisasi tersebut di Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB. untuk Pengungsi Palestina (UNRWA). ) Yerusalem Timur.
“Gencatan senjata permanen di Gaza sangat dibutuhkan dan kelanjutan operasi UNRWA akan membantu meringankan penderitaan warga Palestina,” kata Kementerian Luar Negeri Indonesia dalam sebuah pernyataan.
Indonesia juga mendesak masyarakat internasional untuk terus menyerukan Israel segera menerapkan kedua resolusi tersebut guna memastikan berakhirnya gencatan senjata, melanjutkan bantuan kemanusiaan, dan membuka jalan bagi penerapan solusi dua negara.
Majelis Umum PBB pada Rabu (11/12) mengadopsi dua resolusi mengenai gencatan senjata di Gaza dan UNRWA.
Resolusi gencatan senjata menyerukan “penghentian permusuhan segera, tanpa batas waktu dan permanen” serta “pembebasan semua sandera segera dan tanpa syarat”.
Sementara itu, resolusi UNRWA menyerukan Israel untuk mencabut larangannya terhadap operasi UNRWA.
Duta Besar Palestina untuk PBB Riyad Mansour menyambut baik keputusan Majelis Umum PBB tersebut. Dia berterima kasih kepada negara-negara atas dukungan besar terhadap keputusan ini dan mengatakan bahwa pemungutan suara tersebut “menunjukkan kemauan dan tekad komunitas internasional”.
Sementara itu, Wakil Duta Besar AS Robert Wood, yang menentang resolusi tersebut, mengatakan pengesahan resolusi tersebut “memalukan dan salah”.
Duta Besar Israel untuk PBB Danny Danon juga mengatakan sebelum pemungutan suara bahwa keputusan tersebut “tidak masuk akal”.
(biru/rds)