
Jakarta, CNN Indonesia —
Puncak hujan meteor Geminid akan mengguncang langit malam ini, Jumat (13/12), hingga Sabtu (14/12) pagi.
Brin Aeronautics menulis, “Peristiwa hujan meteor merupakan peristiwa yang terjadi beberapa kali setiap tahunnya. Dengan perkiraan akan terjadi akhir tahun ini, kehadiran hujan meteor Geminid akan membuat langit kita semakin spektakuler,” tulis Brin Aeronautics and Research Association. Air (ORPA) di Instagram, Kamis (12/12).
Hujan meteor adalah fenomena astronomi di mana kerikil atau debu dari luar angkasa memasuki bumi dan terbakar di atmosfer sehingga menghasilkan bola api yang bersinar.
Nama hujan meteor Geminid diambil dari posisi fenomena tersebut di langit. Hujan meteor terlihat jelas di konstelasi Gemini.
Hujan meteor Geminid tahun ini akan terjadi pada 11-20 Desember 2024, dengan puncak fenomenanya pada 13-14 Desember.
Peristiwa ini dapat disaksikan mulai pukul 20.00 WIB hingga menjelang subuh. Menjelang tengah malam, kita bisa melihat lebih dari 100 meteor melintas ke arah konstelasi Gemini.
Hujan meteor Geminid sendiri berasal dari puing-puing dan debu yang ditinggalkan Phaethon.
Hujan meteor bisa disaksikan dengan mata telanjang tanpa peralatan khusus. Yang perlu kita lakukan hanyalah mencari tempat gelap yang jauh dari polusi cahaya, dan semakin gelap kegelapannya, meteor akan terlihat semakin jelas.
Ngomong-ngomong, bulan sekarang sedang dalam fase purnama dan akan sangat terang di langit. Hal ini kemungkinan besar akan mengganggu pemandangan hujan meteor Geminid.
Selain itu, banyak tempat yang baru memasuki musim hujan sehingga tutupan awan mungkin menghalangi pandangan terhadap hujan meteor.
Secara historis, Geminid sering digambarkan sebagai hujan meteor yang cerah dan berwarna-warni. Sebagian besar meteor ini tampak berwarna kuning.
Hujan meteor dikenal juga dengan hujan meteor yang cukup lambat. Pasalnya, meteor terlihat bergerak dengan kecepatan setengah dari kecepatan planet Perseid atau Leonid. (lom/fea)