Jakarta, CNN Indonesia —
Kementerian Luar Negeri RI (Kemlu) memastikan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Damaskus dalam kondisi aman meski dilanda serangan di tengah runtuhnya rezim Bashar Al-Assad akibat serangan – serangan. dalam kelompok oposisi.
Mereka juga menyatakan kejadian tersebut tidak merugikan WNI yang berada di KBRI.
“Ada peluru nyasar yang mengenai atap gedung KBRI dan masuk ke ruang pertemuan, namun tidak ada WNI yang terluka,” kata Direktur Perlindungan WNI dan BHI Kementerian Luar Negeri RI, Judha Nugraha. , Minggu (8/12).
Judhan kemudian mengungkapkan, dari 1.162 WNI yang terdaftar masih tersisa di Suriah, terdapat 19 pekerja migran Indonesia yang saat ini ditampung di KBRI Damaskus.
Direktur PWNI Kementerian Luar Negeri mengatakan, pertempuran di Damaskus yang berkecamuk sejak Minggu pagi, mulai mereda setelah Assad dipastikan melarikan diri dari Damaskus.
Meski demikian, ia menyadari situasi keamanan masih sangat dinamis, apalagi terjadi ledakan besar di sekitar Damaskus yang diduga berasal dari serangan udara Israel.
KBRI Damaskus sebelumnya memastikan seluruh WNI di Suriah selamat di tengah memburuknya perang saudara yang melanda ibu kota Suriah.
WNI di Suriah juga diimbau untuk tetap tenang, tidak melakukan perjalanan sementara dari rumah dan menjaga komunikasi dengan perwakilan RI.
KBRI Damaskus juga telah menetapkan Siaga 1, status keamanan tertinggi, untuk seluruh wilayah Suriah menyusul eskalasi perang yang meningkat. Sebelumnya, Alert 1 hanya diterapkan di beberapa wilayah seperti Aleppo dan Hama.
Rezim Bashar Al-Assad di Suriah dipastikan jatuh pada Minggu setelah pasukan militer rezimnya kehilangan kendali atas kota Damaskus yang diduduki pasukan oposisi bersenjata sejak Sabtu.
Pertempuran di Damaskus adalah babak terbaru dalam perang saudara Suriah yang telah berlangsung sejak tahun 2011. Bentrokan yang meningkat antara pasukan rezim dan kelompok oposisi meletus pada tanggal 27 November di daerah pedesaan sebelah barat Aleppo di Suriah utara.
Pergerakan cepat kelompok oposisi mengejutkan pasukan militer Suriah, dan rezim Al-Assad kehilangan kendali atas satu wilayah demi wilayah lain di negara itu, dimulai dengan Idlib, Aleppo pada 30 November dan Hama pada 5 Desember.
(Antara/chri)