Jakarta, CNN Indonesia –
Produsen aki mobil listrik Swedia, Northvolt, telah mengajukan kebangkrutan setelah mengakui perusahaannya kehabisan uang tunai untuk membiayai operasinya.
Kamis (22/11) lalu, pembuat baterai terbesar di Eropa itu resmi mengajukan perlindungan kebangkrutan di Amerika Serikat (AS).
Northwalt mengatakan pihaknya memiliki cukup uang untuk mendukung operasi selama sekitar satu minggu, serta untuk mendapatkan pendanaan baru sebesar $100 juta untuk proses kebangkrutan.
“Gambaran likuiditas NorthVault telah berkembang secara signifikan,” kata pengajuan Bab 11 di Pengadilan Kebangkrutan AS di Houston.
Manajemen NorthVault mengatakan operasi akan terus berjalan seperti biasa selama kebangkrutan.
Perusahaan yang berbasis di California, AS ini memiliki uang tunai sekitar 30 juta USD, yang dapat dilakukan hanya dalam waktu satu minggu.
Di sisi lain, ketujuh negara tersebut berhutang US$5,8 miliar dan 6.600 karyawan. Terkait hal itu, manajemen menargetkan restrukturisasi bisa selesai pada kuartal I 2025.
Hakim Kebangkrutan AS Alfredo Perez menyetujui beberapa langkah awal dalam kebangkrutan Northvolt, termasuk mengizinkan perusahaan membayar kembali gaji pekerja dan mengambil alih pinjaman Scania sebesar $51 juta.
Produsen truk Swedia Scania adalah pemegang saham dan pelanggan terbesar Northvolt. Scania telah memberikan pinjaman sebesar USD 100 juta kepada Northvolt untuk mendukung produksi sel baterai kendaraan listrik di Skellefteå, Swedia utara.
Kebangkrutan Northvolt merupakan pukulan terhadap ambisi mobil listrik Eropa untuk mengurangi ketergantungan produsen mobil Barat terhadap Tiongkok.
Dalam hitungan bulan, Northvolt berubah dari perusahaan terkemuka Eropa di bidang baterai tenaga listrik menjadi perusahaan yang berjuang untuk tetap bertahan karena pengurangan produksi dan kurangnya pendanaan.
Volkswagen (VW), sebagai pemegang saham utama Northvolt dengan kepemilikan 21 persen, mengaku telah mengajukan pailit dan menjalin kontak erat dengan perusahaan asal Swedia tersebut. Namun VW menolak berkomentar mengenai dampaknya terhadap bisnisnya.
Northvolt telah memimpin gelombang perusahaan rintisan di Barat yang menginvestasikan miliaran dolar AS dalam pembuatan baterai untuk melayani produsen kendaraan listrik di Barat.
Namun, permintaan kendaraan listrik tumbuh lebih lambat dari perkiraan. Di sisi lain, persaingan terus berlanjut dengan China yang menguasai 85 persen produksi baterai global.
(pta)