Jakarta, CNN Indonesia —
Calon Gubernur Jatim Tri Rismaharini mendapat banyak keluhan dari masyarakat saat meresmikan posko pemenang Forum Komunikasi Relawan Resik-Resik Pasuruan Raya Jatim di Jalan Hasanudin, Kecamatan Panggung Rejo, Jumat (8/11).
Salah satu permasalahan yang dikeluhkan warga kepada Risma adalah terbatasnya akses terhadap SMA Negeri. Hanya ada satu sekolah menengah negeri di lima distrik, sekolah ini menjelma menjadi sekolah perang saudara seiring pergantian rezim.
“SMA Negeri di Bangil hanya ada 1 yang diambil alih 5 kecamatan, dan kebijakan pemerintah yang lama sangat menyakitkan karena SMA tersebut diturunkan menjadi SMA pelajar sipil,” kata seorang warga Risma.
Rencananya, sekolah yang tadinya negeri akan diganti seluruhnya dengan siswa sipil yang biaya sekolahnya fantastis, sekitar Rp 2,5 juta per bulan. Selama tidak terjadi protes atau demonstrasi, maka praktik pesantren yang hanya memiliki 3 ruang kelas saja yang diterapkan.
“Kami presentasi dan yang membuat kami kesal adalah kami tidak disambut oleh gubernur hingga kami menulis surat ke kantor gubernur dan berdemonstrasi,” lanjutnya.
Sementara itu, Lilyn, warga Desa Sambirejo, Rejoso, Pasuran, mengeluhkan isu sekolah gratis yang nyatanya tidak merata di kalangan madrasah aliyah.
“Masalahnya sekolah gratis, saya kira Pasuruan juga punya sekolah yang namanya infaq. Kalau di negara-negara yang seharusnya menghapuskan SPP, itu sekolah aliyah,” ujarnya.
Kekecewaan tersebut membuat warga Pasuru tidak lagi percaya pada aparat. Harapan mereka hanyalah Risma dan Gus Hans.
“Saya memohon dan berharap Bu Risma kalau bisa menjadi gubernur dengan menambah lebih banyak sekolah negeri di Kabupaten Bangil,” ujarnya.
Mendengar hal itu, Risma kaget. Ia tak menyangka persoalan Pasuru akan begitu pelik.
“Ini utang negara, tidak boleh ada anak yang dirampas hak pendidikannya. Kita lihat pesantrennya nanti seperti apa. Kalau ada sekolah taruna, harus dibuka sekolah baru, yang sudah ada tidak boleh diubah. .” kata Risma.
Ia pun berjanji akan mencari solusi terbaik dengan melakukan berbagai penilaian bersama pihak-pihak terkait.
“Makanya saya ingin seluruh anak bangsa, baik miskin maupun kaya, bisa bersekolah. Karena hanya dengan cara itulah negeri ini bisa maju,” kata Tri Rismaharini, mantan Wali Kota Surabaya.
“Saya membuka poin Risma-Gus Hans, semoga artikel ini dapat bermanfaat bagi warga daerah,” tutupnya.
Sekadar informasi, perjalanan Risma menjadi relawan tidak berhenti sampai di situ. Kunjungannya dilanjutkan dengan penugasan relawan lainnya di Pasuruan, dengan program kerja untuk usaha kecil dan menengah.
“Saat aku melihat hasil karyanya, langsung terlintas ide di benakku. Ibu nanti aku akan mengajarimu cara membuat kue, lalu bahannya dari Pak Saib, dan nanti akan ada juru masak yang akan mengajarimu cara membuatnya. pangan,” ujarnya di lokasi posko relawan keduanya di salah satu kabupaten Pasurua. (dalam/tinggi)