Jakarta, CNN Indonesia —
Rusia berjanji akan membalas serangan rudal jarak jauh pertama Ukraina ke Kremlin pada Selasa (19/11).
Menteri Luar Negeri Rusia Lavrov mengatakan partainya akan menanggapi serangan tersebut mengingat meningkatnya konflik antara Rusia dan Barat.
Menurut Channel News Asia, Lavrov mengatakan pada konferensi pers di KTT G20 di Brasil pada Selasa (19/11): “Kami akan menganggap ini sebagai tahap baru dalam perang Barat melawan Rusia. Kami akan bertindak sesuai dengan itu.”
Kementerian Pertahanan Rusia sebelumnya melaporkan bahwa enam rudal jarak jauh telah mendarat dengan sasaran pangkalan militer di wilayah Bryansk Rusia.
Kementerian Pertahanan mengatakan lima rudal ditembak jatuh dan satu lagi rusak.
“Api dengan cepat padam akibat puing-puing yang berjatuhan di area teknis instalasi militer di wilayah Bryansk. Tidak ada korban jiwa atau kerusakan harta benda dalam insiden tersebut,” kata Kementerian Pertahanan Rusia dalam pernyataannya. .
Ini adalah pertama kalinya Ukraina menggunakan rudal jarak jauh untuk menyerang Rusia. Diduga kuat rudal tersebut buatan AS yakni ATACMS.
Serangan itu terjadi beberapa hari setelah Presiden AS Joe Biden mengizinkan Ukraina menggunakan senjata melawan Rusia.
AS belum mengizinkan Ukraina menggunakan rudal jarak jauh untuk menyerang Rusia karena Kremlin telah memperingatkan bahwa menggunakan rudal tersebut di wilayahnya berarti perang terbuka antara Rusia, AS, dan Barat.
Akibatnya, AS mengizinkan Ukraina menggunakan rudal tersebut hanya di wilayah kedaulatannya, yang kini mencakup semenanjung Krimea yang diduduki Kremlin.
Presiden Ukraina Zelensky mengeluarkan pernyataan setelah serangan itu. Namun, dia tidak memastikan serangan itu dilakukan dengan menggunakan rudal jelajah jarak jauh.
“Ukraina punya kemampuan jarak jauh. Ukraina punya UAV jarak jauh produksinya sendiri. Kami sekarang punya Neptunus (rudal jelajah Ukraina) jarak jauh, bukan hanya satu. Sekarang kami punya ATACMS. Kami akan menggunakan semuanya,” Zelensky kata seorang wartawan pada hari Selasa, menurut CNN dalam sebuah pernyataan pada pertemuan tersebut, CNN melaporkan.
Biden baru-baru ini meningkatkan dukungannya terhadap Ukraina, yang saat ini berada pada titik kritis dalam perangnya dengan Rusia.
Pasukan Ukraina dipukul mundur setelah pasukan Rusia diperkuat oleh pasukan Korea Utara untuk merebut kembali Kursk, wilayah barat Rusia yang sebagian diduduki oleh Ukraina.
Pasukan Ukraina tidak mampu menghalau serangan Rusia baru-baru ini terhadap kota-kota di Ukraina timur, yang diduga bertujuan untuk menonaktifkan jaringan listrik dan mempersenjatai suhu musim dingin yang sangat dingin. (BLQ/DNA)