Jakarta, CNN Indonesia.
Pelantikan rezim Presiden Bashar al-Assad pada 8 Februari lalu merupakan kesempatan bagi para tahanan di Suriah untuk terbebas dari penyiksaan yang mereka derita di penjara.
Selama pemerintahannya, Assad mengatakan dia menahan ribuan orang anti-pemerintah di berbagai penjara di Suriah, termasuk Sednaya Sednaya, salah satu penjara di Suriah yang disebut “Rumah Eksekusi Manusia.”
Di sana, ribuan tahanan yang diyakini anggota oposisi pemerintah disiksa, dibunuh, dan dibiarkan tanpa makanan atau minuman selama sehari hingga mereka tewas seketika.
Penyiksaan jenis ini sebenarnya sudah digunakan sejak rezim Assad menguasai Suriah pada tahun 1970. Bentuk penyiksaan ini dipinjam dari penjahat perang Nazi Jerman, Alois Brunner, yang menghabiskan seluruh hidupnya di Suriah.
Alois Brunner adalah salah satu anggota Partai Nazi Jerman yang paling berpengaruh. Saya lahir di kota Wash pada tahun 1912. Kota Vas sendiri saat itu masih berada di bawah kekuasaan Austria-Hongaria.
Pada tahun 1920-an dia menjadi anggota Partai Nazi. Namun, pada tahun 1938, ia bergabung dengan pasukan Schutzstaffel (SS) untuk membantu Jerman menduduki Austria, menurut Middle East Bird.
Brunner adalah salah satu orang yang bertanggung jawab atas Holocaust, pembunuhan massal orang Yahudi di Eropa yang terjadi sekitar tahun 1933 hingga 1945.
Selama ini, ia membantu Adolf Eichmann, yang juga anggota Partai Nazi, memusnahkan sekitar 128.500 orang Yahudi di Eropa. Jumlah tersebut meliputi Austria 47.000 orang, Yunani 44.000 orang, Prancis 23.500 orang, dan Slovakia 14.000 orang.
“Dia [Alois Brunner] adalah seorang fanatik anti-Semit, seorang sadis dan seorang pria yang sepenuhnya mengabdi pada pemusnahan orang Yahudi Eropa,” kata Ephraim Zuroff dari Simon Wiesenthal Center.
Meski bertanggung jawab atas pembunuhan massal warga Yahudi di Eropa, Brunner mengaku tak menyesali perbuatannya. Karena dia percaya bahwa orang Yahudi memakan kematian.
“Semua [orang Yahudi] harus mati karena mereka adalah agen Iblis dan menipu manusia. Saya tidak menyesal dan akan melakukannya lagi,” katanya dalam wawancara yang diterbitkan Chicago Sun-Times pada tahun 1987.
Bersambung di halaman berikutnya…