Jakarta, CNN Indonesia —
Amerika Serikat dan Israel disebut-sebut terkejut melihat milisi Suriah berhasil menggulingkan rezim otoriter Bashar al-Assad pada Minggu lalu (12 September) setelah hanya 11 hari pemberontakan.
AS terkejut karena tidak menyangka kelompok pemberontak Suriah akan mampu menggulingkan rezim Assad begitu cepat setelah mereka merebut kota Aleppo dan memperluas pemberontakannya sejak akhir November tahun lalu.
“Saya pikir semua yang terjadi membuat mereka (AS) lengah. Banyak dari kami, analis dan pengamat Suriah, bertanya-tanya apa yang akan terjadi selanjutnya,” Qutayba Idlbi, peneliti senior di Dewan Atlantik di Washington, DC, mengatakan kepada Al Jazeera.
“Saya merasa kejadian di lapangan bergerak terlalu cepat untuk bisa mereka kejar, apalagi di masa uji coba yang tidak menentu ini,” lanjutnya.
Selain itu, komunitas intelijen Israel juga tidak menyangka kelompok pemberontak Suriah mampu menggulingkan rezim Assad yang telah berkuasa selama 50 tahun dalam waktu sesingkat itu.
Meski begitu, Israel juga mengkhawatirkan keberadaan kelompok pemberontak Suriah yang berhasil menggulingkan Assad. Israel khawatir mereka akan mengambil tindakan yang lebih drastis di masa depan.
Sebelumnya, kelompok pemberontak Suriah berhasil menguasai ibu kota Damaskus dan menggulingkan rezim otoriter Presiden Bashar al-Assad pada Minggu (12/08).
Setelah digulingkan oleh Suriah, Assad kini melarikan diri ke Rusia. Dia terbang ke Moskow untuk meminta suaka politik dari Presiden Vladimir Putin.
Saat ini, Rusia juga telah memberikan suaka politik kepada Assad. Suaka ini diberikan sebagai bentuk solidaritas jangka panjang terhadap Suriah.
(gas/rd)