Jakarta, CNN Indonesia —
Israel dilaporkan menguasai zona penyangga di Dataran Tinggi Golan Suriah setelah kepergian pasukan militer Presiden Bashar al-Assad.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu juga memerintahkan pasukannya untuk merebut kembali tanah yang ditinggalkan oleh pasukan Suriah.
Pasukan Suriah telah meninggalkan Dataran Tinggi Golan sejak rezim Bashar al-Assad digulingkan oleh pemberontak pada Minggu, 12 September.
Meski menguasai Dataran Tinggi Golan, Israel masih mengizinkan warga Suriah untuk tetap tinggal di sana.
Dataran Tinggi Golan sendiri merupakan salah satu “zona penyangga” Israel yang ditetapkan berdasarkan perjanjian gencatan senjata tahun 1974 dengan Suriah.
Israel merebut kembali wilayah tersebut untuk mencegah pasukan Suriah memasuki wilayah perbatasan.
Pasalnya Dataran Tinggi Golan terletak di wilayah perbatasan antara Israel, Suriah, Yordania, dan Lebanon.
Netanyahu mengatakan, menurut apa yang dilaporkan Al Jazeera: “Kami tidak akan membiarkan kekuatan musuh muncul di perbatasan kami.”
Israel sendiri telah menguasai Dataran Tinggi Golan sejak tahun 1967. Saat itu, banyak negara yang mengecam tindakan tersebut sebagai tindakan ilegal.
Namun Amerika Serikat merespons secara berbeda. Sebagai salah satu sekutu Israel, Negeri Paman Sam tetap mendukung pendudukan meski dilarang oleh banyak negara di dunia. (gas/tangki)