Jakarta, CNN Indonesia.
Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB) Rini Widyantini mengungkap tantangan baru dalam relokasi Aparatur Sipil Negara (ASN) ke Ibu Kota Negara (IKN).
Tantangan baru ini muncul setelah bertambahnya jumlah kementerian.
Pasalnya, pihaknya awalnya menyiapkan skema mutasi ASN ke 34 kementerian pada era Presiden ketujuh Joko Widodo (Jokowi). Namun di bawah pemerintahan Presiden Prabowo Subianto saat ini, jumlah kementerian bertambah menjadi 48.
Meski demikian, Rini mengatakan pihaknya akan menyiapkan institusi pemerintah untuk bersiap. Menurut dia, proses penempatan personel dan struktur kementerian/departemen (MDs) masih berjalan.
“Dulu ada 34 kementerian, kadang 48 kementerian. Tentu sekarang digabung menjadi 48 kementerian. Stafnya juga banyak berubah, ada yang jadi dua kementerian, ada yang jadi tiga kementerian,” kata Rini dalam pertemuan tersebut. di Hotel Bidakara, Jakarta, Rabu (11 Desember), lapor detikfinance.
Oleh karena itu, menurut Rini, proses perundingan mutasi ASN baru bisa dilakukan setelah perundingan dan kepengurusan di lingkungan K/L selesai.
Baru setelah menyelesaikan urusan kepegawaian dan internal barulah bisa mulai mempersiapkan penyusunan skema mutasi ke IKN.
Meski begitu, pihaknya siap menjalankan segala instruksi yang diberikan oleh Prabowo. Selain itu, Rini menegaskan, perpindahan pejabat pemerintah ke IKN akan sejalan dengan persiapan infrastruktur di ibu kota negara yang baru.
“Tentunya persiapan infrastruktur yang diperlukan akan kita sesuaikan. Kita tahu bagaimana gerak 48 kementerian tersebut. Oleh karena itu, dari Kementerian PANRB akan segera dikonsolidasikan dengan Kantor IKN (OIKN),” imbuh Rini.
Rencana awal konversi ASN ke IKN kembali diundur hingga April 2025, yakni setelah Idul Adha tahun depan. Padahal, pemerintahan Jokowi telah menyatakan pejabat pemerintah akan dipindahkan ke IKN pada Januari 2025.
Ketua OIKN Basuki Hadimuljono mengatakan, Kementerian PANRB sudah memperhitungkan rencana pemindahan ASN ke IKN. Imbasnya, mutasi ASN ke IKN ditunda pada Januari hingga April. Sebab bulan Maret memberi dorongan pada Hari Raya Idul Fitri atau Idul Adha.
“Menurut Menteri PANRB (Rini Widyantini), kita sekarang sedang bersiap menghitung semua itu mulai April (2025). Sebenarnya Januari, tapi Maret itu Idul Fitri, jadi bisa dihitung, kata Basuki di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (10 Desember).
Ketua IKN mengatakan, fokus pembangunan IKN saat ini adalah pusat pemerintahan sesuai arahan Presiden Prabowo.
Pusat kendali ini mencakup fasilitas pemerintahan eksekutif, legislatif, dan yudikatif.
“Pada saat saya mengeluarkan perintah ini, kita perlu menyelesaikan ekosistem yudikatif, legislatif, dan sekarang eksekutif. Oleh karena itu, baru tahun ini kami akan mempersiapkan ekosistem kantor dan perumahan yudikatif dan legislatif. Cabang yudikatifnya adalah Mahkamah Agung, MK. Cabang legislatifnya adalah DPR, MPR, DPD,” tutupnya.
Ini bukan kali pertama pemerintah menunda pemindahan ASN ke ICH. Terakhir, Menteri PANRB era Presiden ketujuh Jokowi, Abdullah Azwar Anas, mengaku diperintahkan Jokowi untuk memindahkan ASN pada Januari 2025.
Salah satu alasan utama diperkenalkannya ASN adalah untuk memperbaiki ekosistem perkantoran hingga perumahan. Transfer tersebut tertunda dari target sebelumnya pada September 2024, namun tampaknya baru akan terlaksana paling cepat pada bulan Oktober.
Rencana awal pemerintahan Jokowi adalah pemindahan ASN ke IKN pada Juli 2024 atau menjelang upacara HUT RI pertama di nusantara. Tanggal targetnya diundur ke September 2024, digeser lagi ke Januari 2025, dan sekarang ke April 2025.
(del/sfr)