Jakarta, CNN Indonesia —
Anggota Komisi III DPR RI dari Fraksi PDIP I Wayan Sudirta mengomentari wacana anggota Polri hanya dibekali tongkat atau tongkat kayu sebagai senjata. Hal ini imbas dari serangkaian kasus penyalahgunaan senjata api yang dilakukan aparat kepolisian.
Menurut Wayan, masyarakat kini mulai mempertanyakan apakah polisi masih boleh membawa senjata api.
“Yang paling mengkhawatirkan, 1-2 hari terakhir ini Pak, mulai ada orang yang mengganggu senjata yang dibawa polisi. Apakah mereka masih perlu khawatir tentang polisi yang membawa senjata? kata Wayan saat bertemu dengan anggota Polrestabes Semarang dan Polda Jateng, di Komisi III DPR, Jakarta, Selasa (3/12).
Ia juga mengatakan, polisi harus membuktikan anggotanya masih layak membawa senjata api. Wayan meminta Polri mengusut kelemahan standar operasional prosedur (SOP) terkait penggunaan senjata api.
“Bisa dijelaskan kelemahan PSV dalam kaitannya dengan senjata, senjata api bisa melindungi masyarakat dengan mudah, tapi maaf, tidak hanya membunuh orang, bisa juga membunuh polisi,” ujarnya.
Wayan kemudian mengatakan, di berbagai negara maju, polisi seharusnya hanya membawa tongkat estafet. Ia yakin hal ini bisa dijadikan pembelajaran agar bisa dilakukan di Indonesia.
“Kita harus hati-hati karena ada kajiannya, meski belum berbentuk undang-undang, tapi sudah ada kajian bagaimana polisi dilengkapi pentungan di berbagai negara maju, nampaknya perlahan tapi pasti kita bergerak masuk. arah itu. Berikan saya gambaran tentang pentingnya menjaga senjata,” ujarnya.
Belakangan ini marak kasus dugaan penyalahgunaan senjata api oleh polisi.
Di Solok Selatan, Sumatera Barat, Kapolsek Solok Selatan AKP Dadang Iskandar menembak Kepala Reskrim Polres Solok Selatan AKP Riyanto Ulil Anshar. Korban telah meninggal.
Kapolda Sumbar Irjen Suharyono mengatakan kejadian tersebut diduga karena Dadang tidak terima dengan penegakan hukum yang dilakukan korban terkait penambangan liar di Solok Kidul.
Kemudian di Semarang, Jawa Tengah, anggota bernama Aipda Robig Zaenuddin menembak Gamma Rizkynata Oktafandy (17), siswi SMKN 4 Semarang, karena kendaraannya berhenti di jalan raya. Gama tewas akibat tembakan tersebut.
(ya/tidak)