Jakarta, CNN Indonesia —
Calon gubernur nomor urut 1 Sulawesi Selatan Moh Ramdhan Pomanto dari Kelompok Banyak Daerah Pemilihan (KPPS) melaporkan, polisi juga diduga memalsukan tanda tangan pemilih pada daftar hadir Pilkada 2024.
“Entah siapa (yang melakukannya), tapi hasil pencarian saya seperti ini. Apa salahnya? Kenapa harus tanda tangan, kalau orangnya ada kenapa tidak orangnya,” kata Danny yang lewat di sampingnya. Julukannya, Senin (9/12).
Tim kuasa hukum calon gubernur dan wakil gubernur Sulawesi Selatan, Moh Ramdhan Pomanto dan Azhar Arsyad, dikabarkan melaporkan pemalsuan tanda tangan tersebut ke Bareskrim Polri di Makassar setelah menemukan jutaan tanda tangan calon dari 14.548 surat suara. Stasiun di Sulawesi Selatan.
“Tanda tangan palsu di TPS jelas suara palsu, suara praktis. Kami memperkirakan ada lebih dari 1 juta suara palsu di Pilkada Sulsel, beberapa ribu di Makassar,” kata Juru Bicara Dani-Azhar, Asri. Tadda, oleh Polrestabes.
Menurut dia, pemalsuan tanda tangan pada dokumen pemilu, seperti daftar pemilih, hanya bisa dilakukan oleh pihak yang berperan sebagai KPPS.
“Kami menduga pelakunya adalah anggota KPPS. Ini merupakan tindak pidana yang sangat jelas hukumannya. Tentu ini semua perselisihan pemilu, ada tuntutan pidananya,” jelasnya.
Dari temuan tersebut, kata Asri, pihaknya mengajukan pengaduan ke polisi dengan dugaan adanya pemalsuan tanda tangan pemilih.
“Tim kuasa hukum DIA telah mengidentifikasi beberapa KPPS yang diduga melakukan pemalsuan tanda tangan pada daftar pemilih di beberapa TPS. Ini baru langkah awal, tentunya mereka yang kami duga terlibat di TPS lain juga akan kami tindak,” tutupnya. Mir/Fia)