Jakarta, CNN Indonesia —
Setelah Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol mengumumkan darurat militer pada malam hari waktu setempat (3/12), sejumlah pakar khawatir Korea Utara akan mengambil tindakan sambil berpikir.
Dalam pidatonya di televisi, Yoon mengatakan bahwa darurat militer bertujuan untuk menghilangkan orang-orang pro-Korea Utara yang merupakan ancaman terhadap keamanan nasional.
Yoon secara resmi mencabut keadaan darurat militer kurang dari sehari setelah mendapat tentangan keras dari seluruh lapisan masyarakat Korea Selatan.
Sydney Seiler, mantan pejabat intelijen Korea Utara di Dewan Intelijen Nasional AS, mengatakan Korea Utara mungkin telah melakukan kesalahan.
“Ada kemungkinan kesalahan perhitungan di pihak Korea Utara,” kata Voice of America (VOA) kepada Seiler. Demikian pidatonya pada Rabu (4/12).
Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un memutuskan sudah waktunya untuk mengeksploitasi kelemahan Korea Selatan, kata Seiler.
Menurutnya, Kim selalu ingin menghancurkan hubungan AS dengan Korea Selatan. Korea Utara kerap menganggap latihan militer kedua negara sebagai persiapan serangan terhadap negaranya.
“Kim mungkin melihat tindakan presiden (Yoon) sebagai sesuatu yang dapat memperburuk hubungan,” kata Seiler.
David Maxwell, wakil presiden Pusat Strategi Asia Pasifik, setuju bahwa Kim mungkin mencoba mengambil keuntungan dari situasi ini.
“Yoon benar dan jika ada warga Korea Utara yang mencintai Korea Selatan, kita bisa memperkirakan mereka akan menimbulkan masalah,” kata Maxwell.
Baik Maxwell maupun Seiler tidak menjelaskan secara rinci tindakan apa yang mungkin diambil Korea Utara.
Namun, hubungan antara Korea Selatan dan Korea Utara memburuk dalam beberapa bulan terakhir. Pemerintahan Kim bahkan menjadikan Ginseng sebagai negara musuh.
Korea Utara juga meledakkan jalan yang menghubungkan kedua negara. Korea Selatan, di sisi lain, mengecilkan kesan serangan itu dengan mengirimkan drone ke Pyongyang.
Banyak pengamat yang meminta AS mengeluarkan peringatan keras kepada Korea Utara agar tidak mengeksploitasi situasi.
Robert Rapson, wakil kepala duta besar AS di Seoul, mengatakan Negeri Paman Sam harus menunjukkan giginya di Korea Utara.
“Kita perlu mengingatkan Pyongyang bahwa hubungan pertahanan kita (AS dan Korea Selatan) tetap kuat,” kata Rapson. (es/bac)