Jakarta, CNN Indonesia —
Partai Kekuatan Rakyat (PPP) yang berkuasa mengatakan mereka sedang membicarakan pengunduran diri Presiden Korea Selatan Yoon Seok-yeol setelah drama darurat militer.
Ketua tim pengunduran diri presiden, Lee Young-soo, mengatakan tim merekomendasikan Yun mundur pada Maret atau Maret 2025.
Sebuah kelompok yang dibentuk oleh PPP pada tanggal 9 Desember juga merekomendasikan diadakannya pemilu pada bulan April, dua bulan setelah pensiunnya Yun.
Menurut hukum Korea Selatan, mereka harus mengadakan pemilu dalam waktu 60 hari setelah presiden mengundurkan diri.
“Kami belum mencapai keputusan tingkat partai dan kami akan mengadakan pertemuan lagi dengan seluruh anggota parlemen sore ini untuk membahas rencana tersebut,” kata Lee kepada sekelompok media, Selasa (12/10), dikutip Reuters.
Sesuai jadwal, Yun baru akan mundur sebagai presiden pada tahun 2027.
Namun, politik di Negeri Ginseng itu bergejolak sejak Yun memberlakukan darurat militer pada 3 Desember.
Pernyataan ini ditolak oleh parlemen dan warga. Para anggota parlemen kemudian mengadakan pertemuan luar biasa untuk membahas darurat militer dan sepakat untuk menolaknya.
Segera setelah itu, Yun mengakhiri darurat militer. Namun kemarahan warga tak kunjung usai.
Warga meminta Yoon mundur dari jabatannya, karena dianggap menimbulkan masalah.
Sementara itu, partai oposisi yang menguasai parlemen mengajukan mosi pemakzulan. Namun saat pemilu, PPP meninggalkan daerah sehingga pemilu tidak mencapai batasnya. Biaya Ion gagal.
Yun juga menghadapi ancaman hukuman mati atau penjara seumur hidup atas tuduhan pengkhianatan terhadap negara akibat darurat militer. (merah)