Jakarta, CNN Indonesia —
Utusan Khusus Presiden bidang Energi dan Lingkungan Hidup, Bapak Hashim Djojohadikusumo, mengungkapkan alasan Presiden Prabowo Subianto tetap ngotot melaksanakan proyek pangan atau kantin meski mendapat banyak kritik.
Proyek penyimpanan makanan ini banyak dikritik masyarakat karena dianggap merusak lingkungan karena membuka hutan untuk bercocok tanam.
Hashim yang merupakan adik laki-laki Prabowo mengaku mendengar kritik pedas dari berbagai kalangan, terutama terkait food estate di Merauke. Kritik serupa juga ia terima pada pertemuan COP 20 di Baku, Azerbaijan.
Saya akui, di Baku ada kritik dari berbagai pihak, terutama program pangan kita, program pangan, khususnya di Merauke, Papua Selatan, kata Hashim di tengah sosialisasi hasil COP 20 di Ritz. Carlton Pacific Place, Jakarta Selatan, Selatan (10/12) Dirujuk oleh Detikfinance.
Namun, Hahsim menjelaskan, fasilitas pangan tersebut merupakan bagian dari visi besar Prabowo untuk mencapai swasembada pangan. Menurut dia, mimpi itu diungkapkan Prabowo sejak dua dekade lalu.
“Selama 20 tahun beliau memimpikan Indonesia mandiri dalam pangan. Proyek pangan ini merupakan salah satu cara untuk mendorong swasembada pangan.”
Pak Hashim menekankan bahwa ketergantungan Indonesia pada impor pangan membuat negara ini rentan terhadap gejolak geopolitik di seluruh dunia.
“Kita sangat rentan. Kita mengimpor jutaan ton beras, gula, dan pangan lainnya. Dalam banyak hal, kita sangat rentan dan sensitif terhadap perkembangan geografis,” jelasnya.
Meski dikritik karena dampaknya terhadap lingkungan, Pak Hashim menegaskan bahwa pemerintah akan bekerja sama menjaga lingkungan.
Ia mengatakan, Pak Prabowo juga menyetujui proyek reboisasi, yaitu restorasi 12 juta hektar hutan di Nesia.
Pak Hashim mengatakan, “Ini akan diberikan kepada Menteri Kehutanan agar kita bisa mandiri dan memenuhi kewajiban Indonesia. Salam dunia.
Pak Hashim menjelaskan, proyek peremajaan ini akan dilaksanakan dengan sistem Tumpangsari, yaitu menanam berbagai jenis tanaman di lahan yang sama.
“Yang akan kita lakukan adalah penghijauan tumpang sari, dengan banyak jenis tanaman. Baik pohon maupun tumbuhan, tanaman pangan, tanaman energi, dan lain-lain,” pungkas Hashim.
(lau/pta)