Jakarta – CNN Indonesia
Nelayan di Danau Bashplemi, wilayah Dmanisi, Georgia, menemukan sebuah batu kecil dengan ukiran simbol aneh di atasnya.
Penemuan yang dilakukan pada tahun 2021 ini menimbulkan pertanyaan baru tentang penyebaran dan pelestarian tulisan di kawasan lintas benua.
Tablet basal ini seukuran iPad dan memiliki 39 karakter berbeda yang ditulis dalam 60 huruf dalam tujuh baris.
Tulisan ditulis dengan teknik yang cermat. Mulailah dengan lubang kecil Gunakan alat berbentuk kerucut Kemudian sambungkan ke garis aliran menggunakan alat bulat.
Namun, siapa yang menciptakan karakter tersebut dan untuk tujuan apa? Masih menjadi misteri Ada dugaan bahwa tablet-tablet ini mencatat rampasan perang. Detail konstruksi atau kegembiraan bagi para dewa
Analisis menggunakan mikroskop optik dan elektronik Studi arkeologi di sekitar area tersebut menunjukkan bahwa tablet tersebut mungkin berasal dari Zaman Perunggu. Dipercayai bahwa basalt digunakan untuk membuat tablet dari daerah sekitarnya.
Meskipun aksaranya tidak diketahui oleh para ilmuwan, namun aksaranya masih memiliki beberapa kesamaan dengan aksara Timur Tengah dan aksara yang belum terselesaikan dari BC Georgia. Hal ini memungkinkan tablet ini palsu karena ukurannya yang sangat kecil.
“Kami yakin pada tahap ini tidak ada alasan untuk meragukan keaslian artefak tersebut,” tulis tim arkeolog dalam penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Ancient History and Archaeology, dilansir Science Alert Selasa (17/12).
Georgia memiliki sejarah panjang dalam teknologi penulisan. Penemuan paling awal di kawasan tersebut adalah daftar anggota gereja pada abad ke-6, yang berhubungan dengan penyebaran agama Kristen di kawasan tersebut.
Di masa lalu, bukti arkeologi menunjukkan bahwa pemukiman dan aktivitas metalurgi sudah ada sejak ribuan tahun yang lalu. Tulang manusia paling awal yang ditemukan di Dmanisi membantu menjelaskan lebih banyak tentang masa lalu.
Selain wilayah Dmanisi, tanah kuno Georgia merupakan persimpangan budaya yang meninggalkan jejak berupa huruf Yunani Kuno, Ibrani, Aram, dan Persia yang ditemukan di kota tua Mtskheta. Jaraknya sekitar 20 kilometer sebelah utara Tbilisi, ibu kota Georgia saat ini.
Fragmen gambar yang belum terselesaikan yang mungkin tampak seperti enkripsi juga telah ditemukan di pegunungan Georgia. Sementara itu, segel kuno juga memberikan petunjuk lebih lanjut mengenai evolusi tulisan di wilayah tersebut.
Para penulis Yunani dan Romawi kuno juga mencatat bahwa terdapat sistem penulisan kuno milik suku Colchis, penduduk wilayah timur Laut Hitam, yang terkenal sebagai lokasi para Argonaut.
Meskipun tidak satu pun dari prasasti ini yang ditemukan, Namun ada pula yang mengatakan bahwa hiasan tembikar kuno dari Georgia bagian barat mungkin mewakili produk tulisan Colchis.
Dengan berbagai jenis seni dan simbol daerah yang menjadi jembatan antara Eropa dan Asia. Penemuan tablet Bashplemi menambah kekayaan budaya Georgia yang masih belum sepenuhnya dipahami.
Para peneliti telah mencatat bahwa gambar pada tablet tersebut menyerupai simbol-simbol Timur Tengah. Meskipun segel dari Zaman Perunggu Awal dan Zaman Besi di Georgia serupa, tanda-tandanya juga mengingatkan pada alfabet Proto-Cartwellian. Ini adalah nenek moyang banyak bahasa daerah dan bahasa modern.
Begitu pula dengan tulisan apa pun yang belum sepenuhnya diedit. Penemuan penting seperti “Batu Rosetta” penting dalam menghubungkan hal yang diketahui dengan hal yang tidak diketahui. Penggalian arkeologi di masa depan di sekitar Danau Bashplemi mungkin akan mengungkap lebih banyak tentang tablet tersebut.
“Penelitian arkeologi yang dilakukan di situs arkeologi yang kaya ini akan memberikan jawaban atas semua pertanyaan lainnya,” tulis tim dalam penelitiannya (wnu/dmi).