Jakarta, CNN Indonesia —
Rumah Musik Harry Roesli untuk dijual. Rumah ini merupakan rumah dari musisi legendaris Harry Roesli, sekaligus tempat berkumpulnya para musisi Bandung.
Putra Harry Roesli, Layala Khrisna Patria mengatakan, rumah di Jalan Supratman Bandung Nomor 59 itu dijual Rp 25 miliar.
Pihak keluarga menyatakan, salah satu alasan pengambilan keputusan tersebut adalah karena biaya operasi yang tidak murah. Hal tersebut juga dibahas secara internal sejak 2018.
“Kami sudah lama berpikir, pihak keluarga sudah lama berpikir. Ujung-ujungnya kalau sering bertemu dan semua sepakat ini yang terbaik, sebaiknya dijual,” kata Layala.
Sebenarnya kalau informasi itu didengar oleh teman-teman terdekatnya, mereka sangat menyayangkan, tapi kalau dijelaskan situasinya, mereka mengerti. Oleh karena itu, yang terbaik adalah menjual rumah ini, lanjutnya.
“Karena operasinya di lokasi yang strategis, rumahnya besar, maka biaya bulanannya tidak murah. Jadi ada beberapa tempat yang disewakan untuk tempat tinggal. Tapi ruang gerak kami terbatas,” ujarnya.
Dilansir Detikcom, Kamis (19/12), Rumah Musik Harry Roesli bukanlah tempat utama musisi legendaris ini, melainkan di sebelahnya yakni nomor 57.
Di nomor 57, Harry Roesli memproduseri album unggulan Ken Aro tahun 1977, bersama masih banyak karya lainnya.
“Sebenarnya ini bukan rumah pertama yang dijual, rumah pertama nomor 57, jadi karya Harry Roesli ada di sana. Ini rumahnya. Rumah sebelah dibangun tahun 2012 dan dipindahkan ke sini.” kata Laila.
“Jadi yang kita lihat, ini hanya rumah, kemanapun kita pergi, yang penting bawa orang, bawa semangat. Jadi tempatnya bisa datang dari mana saja, asal semangat dan geraknya masih ada. “katanya. dikatakan
Harry Roesli lahir dengan nama lengkap Djauhar Zaharsyah Fachrudin Roesli pada 10 September 1951. Darah artis Harry Roesli berasal dari kakeknya, penyair besar Indonesia Marah Roesli.
Harry Roesli dikenal sebagai musisi serba bisa yang tidak hanya mahir bermain gitar, tapi juga gong, kendang, botol, kaleng bekas, dan bersih-bersih. Sebuah kemampuan yang langka pada zamannya.
Karyanya juga sangat monumental. Harry dapat menyatukan beberapa alat musik tetapi dalam ritme. Apalagi, hampir mustahil menempatkan suatu genre dalam karya Harry Roesli.
Beberapa karya legendaris Harry Roesli Malaria, Ken Arok dan Don’t Cry terinspirasi dari peristiwa Malaria tahun 1974.
Pada Agustus 2024, mendiang Harry Roesli mendapat tanda jasa dan tanda kehormatan dari Presiden Joko Widodo jelang perayaan HUT RI ke-79.
Tanda pengabdian dan penghormatan tersebut diterima istri sekaligus ahli waris Harry Roesli, Kania Handiman Roesli, di Istana Negara Jakarta pada 14 Agustus 2024.
(grup / akhir)