Jakarta, CNN Indonesia —
1000 hari pertama kehidupan merupakan kesempatan emas untuk membangun landasan kesehatan yang kuat bagi anak.
Ada banyak hal yang bisa dilakukan selama periode ini. Salah satu caranya adalah dengan mengurangi konsumsi gula untuk melindungi dari ancaman penyakit kronis seperti diabetes dan hipertensi di masa dewasa.
Mengurangi konsumsi gula pada periode ini membantu anak memiliki kualitas hidup yang lebih baik di masa depan.
Sebuah studi terbaru yang diterbitkan dalam jurnal Science menemukan bahwa membatasi asupan gula dalam 1.000 hari pertama kehidupan dapat menurunkan risiko diabetes hingga 35 persen dan hipertensi hingga 20 persen di masa dewasa.
Periode 1000 hari pertama kehidupan ini mencakup masa kehamilan hingga usia dua tahun. Masa ini merupakan tahap kritis dalam perkembangan tubuh.
Asupan makanan pada periode ini tidak hanya berdampak pada pertumbuhan fisik, namun juga berdampak pada risiko kesehatan jangka panjang.
Menurut Stuff, para peneliti menemukan bahwa konsumsi rendah gula sesuai pedoman diet modern selama periode ini tidak hanya mengurangi risiko penyakit kronis, tetapi juga menunda timbulnya penyakit.
Misalnya, diabetes mungkin muncul empat tahun kemudian. Sedangkan hipertensi muncul dua tahun lebih lambat dibandingkan pada anak yang terpapar konsumsi gula tinggi sejak dini.
Penelitian ini menggunakan data eksperimen di Inggris pasca Perang Dunia II. Data ini berasal dari periode berakhirnya sistem penjatahan gula dan makanan manis pada tahun 1953.
Pada masa penjatahan, konsumsi gula masyarakat berada pada tingkat yang sama dengan pedoman pola makan modern, yaitu sekitar 40 gram (g) per hari. Namun, setelah sistem penjatahan dihapuskan, konsumsi gula meningkat hampir dua kali lipat menjadi 80 gram per hari.
Para peneliti mempelajari data kesehatan 38.000 orang sejak kehamilan dan kelahiran pada masa penjatahan gula, serta 22.000 orang yang lahir setelah penjatahan gula berakhir.
Hasilnya, mereka yang terpapar konsumsi rendah gula selama masa kritis menunjukkan risiko lebih rendah terkena diabetes dan hipertensi di usia paruh baya.
Peneliti London School of Hygiene and Tropical Medicine, Nina Rogers, menekankan bahwa hasil penelitian ini menyoroti pentingnya intervensi kesehatan masyarakat pada tahap awal kehidupan.
“Kita harus memastikan akses yang mudah terhadap makanan yang terjangkau, berkualitas tinggi, dan rendah gula selama masa kritis pembangunan ini,” katanya.
Ilmuwan dari University of Southern California Tadeja Grachner mengatakan mengurangi tambahan gula sejak usia dini merupakan langkah penting dalam memberikan anak-anak awal terbaik dalam hidup.
“Namun, ini bukan tugas yang mudah. “Tambahan gula ada dimana-mana, bahkan pada makanan bayi dan balita,” ujarnya.
Selain pendidikan gizi bagi orang tua dan pengasuh, Grachner menekankan pentingnya tanggung jawab perusahaan makanan. Memformulasi ulang produk makanan bayi menjadi lebih sehat dan mengatur pemasaran makanan manis kepada anak dipandang sebagai langkah kunci. (tst/asr)