Jakarta, CNN Indonesia.
Korban jiwa akibat banjir dan tanah longsor di Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, terus bertambah.
Pantauan detikJabar, jumlah korban tewas mencapai 10 orang pada Senin (12/9). Setelah itu, dua orang lagi hilang saat penggeledahan.
Korban tewas terbanyak merupakan warga Kecamatan Simpanan, Tegalbuleud, dan Simas. Berdasarkan catatan BPBD Kabupaten Sukabumi, korban meninggal adalah Dappa (11 tahun) asal Desa Loji, Kecamatan Simpenan; Ade Wahyu (11 tahun), Desa Loji, Kecamatan Simpenan; Elma Ayunda (27 tahun), Desa Logi, Kecamatan Simpenan; Sahroni (50), Desa Loji, Kecamatan Simpenan; dan Dadang (umur 60), Desa Simas, Kecamatan Simas.
Kemudian Euis (44 tahun), Kecamatan Tegalbuleu, Desa Rambai; Siti Hamida (8), Desa Loji, Kecamatan Simpenan; Resti (23), Desa Bangbayar, Kecamatan Tegalbuleud; Santi (2), Desa Bangbayar, Kecamatan Tegalbuleud; dan Ema (50 tahun), Desa Karangjaya, Kecamatan Gegerbitung.
Sementara dua warga lainnya yang hilang yakni Eros (80 tahun) asal Desa Rambai, Kecamatan Tegalbuleud, dan Ojang (53 tahun) asal Desa Sirnasari, Kecamatan Pabuaran.
Kepala BPBD Kabupaten Sukabumi Deden Sumpena mengatakan, tim terus bekerja keras mengevakuasi dan menemukan korban di tengah kondisi cuaca yang masih belum menentu.
“Kami fokus mencari korban hilang dan memberikan bantuan kepada warga terdampak. Tim gabungan BPBD, TNI, Polri, dan relawan telah dikerahkan di lokasi terdampak,” kata Deden.
Bencana alam berupa tanah longsor, banjir, angin kencang dan tanah longsor, dengan total 328 titik kejadian di 39 kecamatan. Cuaca buruk tersebut menyebabkan 892 KK atau 2.871 jiwa mengungsi, dan 3.156 KK atau 4.899 jiwa terkena dampak langsung.
Deden juga mengimbau masyarakat tetap waspada karena kemungkinan terjadinya cuaca buruk masih tinggi.
“Kami meminta masyarakat segera melaporkan jika ada potensi bencana di sekitarnya agar kita bisa bertindak cepat,” imbuhnya.
Baca lebih lanjut di sini.
(memesan)