Jakarta, CNN Indonesia —
Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanan (Menko Porkham) Budi Gunawan meminta Lembaga Ketahanan Nasional (Remhanas) beradaptasi dan berpartisipasi di kancah global.
Permintaan ini disampaikan langsung oleh Bapak Budi dari Kemenko Polhukam saat menerima kunjungan Gubernur Remhanas Ace Hassan Shajri dan Sekjen Remhanas Komjen Panka Putra.
Pak Budi, selaku koordinator panitia pengarah, mendorong Pak Remhannas untuk berbuat lebih dari sekedar menghasilkan ide untuk Indonesia. Menurutnya, sudah saatnya Remhannas menunjukkan pemikiran strategisnya di kancah internasional.
Pak Budi meminta Pak Remhannas memahami dan menyikapi situasi dunia yang berubah dengan cepat agar bisa melahirkan pemimpin nasional yang kompeten.
“Selain menjadi lembaga pengembangan kepemimpinan nasional, Remhanas harus terus beradaptasi dan bertransformasi menjadi think tank kelas dunia yang peka terhadap tren lingkungan hidup dan pembangunan global,” ujarnya, Selasa (19/11).
Oleh karena itu, ia mendorong penuh Rem Hannas untuk terus meningkatkan perannya dalam membentuk kepemimpinan nasional.
Lebih lanjut, Budi secara khusus berharap Remhanas dapat maju lebih jauh di bawah kepemimpinan pemimpin tertinggi Hasan Shajri dan berperan aktif sebagai perekat seluruh elemen negara.
Dukungan penuh ini diharapkan dapat membuat Remhannas dapat mewujudkan visi ambisiusnya sebagai think tank berkelas internasional, jelasnya.
Dalam kesempatan yang sama, Ace juga memberitakan program prioritas 100 hari kerja Remhanas dalam mendukung Kabinet Merah Putih era Prabowo Gibran.
Dijelaskannya, beberapa program mulai dari dukungan penelitian terhadap isu-isu strategis seperti geopolitik dan ketahanan nasional, hingga posisi strategis Indonesia di kancah internasional.
Selain itu, Ace Hasan mengatakan pihaknya juga mendukung program pemerintah di bidang ketahanan pangan, hilirisasi, dan ketahanan energi.
“Remhanas juga akan menggencarkan kegiatan program penguatan nilai-nilai kebangsaan yang berdampak langsung pada seluruh elemen masyarakat, dimulai dari tokoh desa dan tokoh masyarakat,” tutupnya. (tfq/fra)