Jakarta, CNN Indonesia –
Menteri Hak Asasi Manusia Natalius Pigai berharap anggaran kementerian yang baru dibentuk rezim Prabowo-Subianto bisa mencapai Rp 20 triliun.
Pasalnya Pigai memiliki banyak rencana program yang akan dikembangkannya, termasuk pendirian Universitas Hak Asasi Manusia (Unham) di Indonesia yang akan menjadi yang pertama dan satu-satunya di dunia.
Menurutnya, Unham akan memberikan kontribusi yang signifikan terhadap penguatan hak asasi manusia di Indonesia.
“Saya ingin mendirikan Unham, universitas hak asasi manusia dengan departemen ekonomi, sosial, budaya dan lainnya, pusat laboratorium hak asasi manusia, pusat penelitian hak asasi manusia di sana, ini anggaran yang saya butuhkan, itu akan menjadi satu-satunya di dunia. . Tahu kan,” ujarnya kepada wartawan seperti dikutip Detikcom, Selasa (22/10).
Mantan Komisioner Kamnas Ham ini mengatakan akan memperkuat perlindungan hak asasi manusia. Dia ingin melindungi hak asasi manusia. Namun dengan anggaran yang hanya sebesar Rp 64 miliar, kata dia, hal itu belum cukup.
“Anggaran yang ada 64 miliar rubel, ya anggaran yang diberikan, mereka mengira Kementerian HAM hanya memantau pekerjaan pemerintah, tidak,” kata Figai.
“Kementerian Hak Asasi Manusia menangani pengembangan hak asasi manusia. Sesuai amanat konstitusi, salah satunya adalah pemenuhan kebutuhan hak asasi manusia, kebutuhan sandang, pangan, dan papan,” imbuhnya.
Piga juga menjamin Kementerian Hak Asasi Manusia terlibat langsung dalam pelaksanaan program pemerintah. Ia mengatakan pihaknya ingin memastikan program-program yang digagas Presiden Prabowo Subianto, seperti pemberian pangan gratis dan pembangunan 3 juta rumah bagi masyarakat, dilaksanakan sesuai dengan nilai-nilai hak asasi manusia.
“Untuk membangun 3 juta rumah yang direncanakan pemerintah, kami akan memberikan bantuan dari segi hak asasi manusia, lalu bagaimana?” Kalau kita tidak mengawasi program ini pasti tidak akan berhasil karena itu hak rakyat. Untuk mendapatkan perumahan, karena kita bagian dari pemerintah, kita akan bantu dorong,” jelasnya.
“Kami melakukan audit hak asasi manusia di kabupaten, kota, provinsi, dan kementerian pusat dan lembaga. Kami meminta kepada semua orang, misalnya dalam memasukkan program, harus didasarkan pada nilai-nilai hak asasi manusia, kita harus melakukan audit apakah pelaksanaannya punya atau tidak. Apakah dimasukkan atau tidak,” lanjutnya.
Pigai memahami Kementerian HAM merupakan lembaga baru. Namun, dia mengaku sudah mempelajari program yang sebelumnya ada di Direktorat Hak Asasi Manusia Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia. Menurut dia, tahun depan sudah ada rencana program yang harus dilaksanakan.
“Saya sedang menyiapkan program tahun depan, contoh penghormatan, saya melihat instrumen hukum internasional dan instrumen hukum nasional, mana yang harus diperkuat, mana yang harus diterima, mana yang harus diikuti, dan sebagainya. Ini dari sisi instrumen hukumnya,” kata Natalius.
Baca cerita lengkapnya di sini. (Tim/DAL)