Jakarta, CNN Indonesia —
Perang saudara di Suriah bukanlah hal baru dalam permasalahan dunia. Sebab, perang yang masih berlangsung sudah berlangsung puluhan tahun.
Perang saudara di Suriah muncul dari serangkaian protes terhadap rezim otoriter Presiden Bashar al-Assad pada tahun 2011.
Saat itu, banyak warga Suriah yang meminta al-Assad mundur dari jabatan presiden karena kepemimpinannya yang lalim.
Kelaparan, kemiskinan, kondisi ekonomi yang terpuruk, dan kekeringan yang merajalela diabaikan begitu saja sehingga membuat masyarakat sengsara.
Pemerintahan Al-Assad merespon keras protes ini sehingga menimbulkan banyak korban jiwa.
Protes ini semakin sengit hingga memicu perang yang menyeret faksi-faksi oposisi di pemerintah, seperti dikutip dari Britannica.
Faksi-faksi ini ingin mengambil alih pemerintahan dan memperebutkan kekuasaan di Suriah.
Jadi faksi mana saja yang terlibat dalam perang saudara di Suriah? Berikut ini adalah daftar faksi yang bertikai di Suriah dan kekuatan mereka yang mendukung Bashar Al-Assad
Tentara Bashar al-Assad merupakan tentara yang berada di bawah naungan rezim otoriter Suriah.
Para prajurit ini saat ini memerangi kelompok pemberontak untuk merebut kembali kota Aleppo.
Pasukan Al-Assad dibentuk sebagai alat Al-Assad untuk melanggengkan kekuasaannya di negara yang mayoritas Islam Syiah ini.
Seperti diberitakan DV, pasukan Al-Assad didukung oleh dua negara berpengaruh, Rusia dan Iran. Moskow dan Teheran telah lama menjadi “sekutu setia” al-Assad.
Rusia telah menjadi sekutu Assad sejak 2011. Saat itu mereka menyumbangkan senjata ke Suriah untuk melawan pemberontak.
Sejauh ini Rusia masih mendukung rezim al-Assad untuk melanggengkan kekuasaannya di Suriah.
“Tentu saja kami akan terus mendukung al-Assad dan menjaga kontak pada tingkat yang tepat untuk menganalisis situasi,” kata juru bicara Rusia Dmitry Peskov kepada Tahrir al-Sham Hayat Group.
Hayat Tahrir al-Sham (HTS) adalah kelompok oposisi terbesar di Suriah. Kelompok yang didukung Turki ini juga merupakan oposisi paling vokal melawan rezim otoriter al-Assad di Suriah.
Kelompok HTS inilah yang mengobarkan kembali perang saudara di Suriah setelah sempat meredup selama beberapa tahun.
Pekan lalu, kelompok oposisi pemerintah ini melancarkan serangan ke Aleppo dan berhasil merebut kota tersebut dari tangan pemerintah Suriah.
Untuk merebut kembali Aleppo, Suriah akan dibantu oleh milisi Irak yang didukung Iran, yakni Badr dan Nujaba.
Menyikapi aksi tersebut, pemerintah Suriah di bawah rezim al-Assad tak mau tinggal diam. Mereka bersumpah untuk merebutnya kembali dan merebut kembali Aleppo dari HTS.
HTS sendiri telah ditetapkan sebagai organisasi teroris oleh Amerika Serikat sejak tahun 2018. Sebutan ini diberikan karena HTS diduga berorientasi al-Qaeda
Tentara Nasional Suriah (SNA) juga merupakan kelompok oposisi terhadap pemerintah Suriah, selain HTS, menurut CNN.
Seperti HTS, SNA juga didukung Turki untuk mengambil alih kekuasaan dari rezim otoriter al-Assad di Suriah.
Saat ini, SNA juga berkontribusi terhadap memburuknya suasana perang saudara di Suriah. Sebab, belum lama ini, mereka melancarkan Operasi Fajar Kebebasan di wilayah timur laut yang dikuasai Pasukan Demokratik Suriah (SDF).
Jadi, selain berperang melawan pasukan al-Assad, SNA juga berperang melawan SDF untuk mengambil alih kekuasaan di Suriah.
Pasukan Demokratik Suriah
Pasukan Demokratik Suriah (SDF) juga merupakan salah satu kelompok oposisi pemerintah yang menentang rezim al-Assad di Suriah.
Kelompok ini juga ingin mengambil alih pemerintahan Suriah yang kini berada di bawah kendali al-Assad dan tentaranya.
Selain menghadapi pasukan al-Assad, SDF juga akan menghadapi kelompok oposisi lain yang memiliki tujuan serupa. Salah satunya adalah SDF.
Jadi, selain berperang melawan pasukan al-Assad, SDF juga berperang melawan SNA untuk mengambil alih kekuasaan di Suriah.
Turki merupakan negara yang memiliki perasaan negatif terhadap SDF. Bahkan, Ankara juga menganggap tentara tersebut sebagai organisasi teroris. (gas/kapal tanker)