
Jakarta, CNN Indonesia —
Presiden Korea Selatan Yoon Suk-yeol mengumumkan darurat militer pada Selasa (3/12) waktu setempat untuk melindungi negara.
Menurut dia, langkah ini diperlukan untuk melindungi negara dari “kekuatan komunis” di tengah perselisihan di parlemen terkait proyek anggaran.
“Untuk melindungi Korea Selatan yang liberal dari ancaman kekuatan komunis Korea Utara dan menghilangkan unsur-unsur anti-negara. Saya akan mengumumkan darurat militer,” kata Yun kepada massa dalam pidato langsung yang disiarkan televisi, menurut AFP.
Dia juga mengatakan: “Tanpa mempertimbangkan penghidupan rakyat, partai-partai oposisi telah melumpuhkan pemerintah hanya untuk tujuan penyitaan, penyelidikan khusus dan melindungi para pemimpin mereka dari keadilan.”
Kebijakan mengejutkan ini terjadi pada saat Partai Kekuatan Rakyat yang dipimpin Yun terus berbenturan dengan oposisi utama Partai Demokrat. Partai Demokrat merupakan partai mayoritas di parlemen dengan 300 anggota parlemen.
Perselisihan kedua pihak terus berlanjut soal anggaran tahun depan. Pekan lalu, anggota parlemen oposisi melalui komite parlemen menyetujui rencana anggaran yang dikurangi secara signifikan.
“Majelis Nasional kita telah menjadi surga bagi para penjahat, sarang kediktatoran legislatif yang berupaya melumpuhkan sistem peradilan dan administrasi serta melemahkan tatanan demokrasi liberal kita,” kata Yun.
Dia menuduh anggota parlemen oposisi menghabiskan semua anggaran penting yang penting bagi fungsi dasar negara, seperti pemberantasan kejahatan narkoba dan perlindungan keselamatan publik.
Pemerintah Yun melihat kesepakatan ini mengubah negaranya menjadi surga narkoba dan negara dengan kekacauan keamanan publik.
Yun kemudian menggambarkan oposisi sebagai “kekuatan anti-negara yang bermaksud menggulingkan rezim” dan menyebut keputusannya “tidak dapat dihindari”.
“Saya akan mengembalikan negara ini ke keadaan normal dengan menghancurkan kekuatan anti-negara secepat mungkin.” (pta/pta)