Jakarta, CNN Indonesia –
Menteri Koordinator Pemberdayaan Masyarakat Abdul Muhaimin Iskandar (Kak Imin) mengatakan 8,8 juta orang bermain game judi online di Indonesia untuk menaikkan angka kemiskinan baru.
Menurut Kak Imin, 8,8 juta penjudi online adalah orang-orang yang tertipu dengan berpikir bahwa mereka akan menghasilkan uang dengan bermain game online.
“Perjudian memberi dan mengambil segala macam hal. Kalau game online levelnya paling dasar, kita akan menemukan tren kecurangan, makanya harus kita umumkan,” kata Kak Imin di kantor PMC, Jakarta, Kamis (28/11).
“Itulah mengapa kita perlu menciptakan literasi di kalangan masyarakat karena 8,8 juta orang yang terlibat dalam game online berkontribusi besar terhadap kemiskinan,” ujarnya.
Kak Imin menjelaskan, 8,8 juta pemain judo menyumbang kemiskinan karena pasti akan merugi setelah mengeluarkan banyak uang.
Ia juga menegaskan, fenomena game online bertentangan dengan semangat pemerintah Indonesia yang ingin menurunkan angka kemiskinan.
“Tentu kita berupaya semaksimal mungkin, mulai dari kemiskinan ekstrem, kemiskinan ekstrem kita atasi, menjadikan masyarakat miskin yang lemah menjadi kuat dan mandiri,” ujarnya.
Oleh karena itu, Kak Imin mengatakan Kementerian Koordinator Perdana Menteri akan membantu menghilangkan perjudian online dengan meningkatkan kesadaran tentang bahaya perjudian online.
Menurut Kak Imin, upaya pencegahan juga mencakup seluruh perangkat yang ada di Kementerian Koordinator Perdana Menteri di tingkat daerah pusat.
“Kami akan minta pendamping kota, kami akan meminta asosiasi PKH, kami akan meminta seluruh lembaga pembangunan, pemerintah daerah untuk menjadi aktor yang bisa melakukan upaya preventif dan antisipatif terhadap game online,” ujarnya.
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanan Budi Gunawan mengatakan pada tahun 2024, akan ada 8,8 juta orang yang terdaftar dalam game online, dan sebagian besar dari jutaan pemain game online tersebut adalah masyarakat berpenghasilan rendah dan generasi muda.
“Menurut data game online dari data ekonomi, pada tahun 2024 akan ada 8,8 juta pemain, 80 persen di antaranya berasal dari masyarakat bawah dan menyasar generasi muda,” kata Kantor Dirjen Bea dan Cukai, Jakarta Timur, Kamis (14/11) (mnf /fra).