Jakarta, CNN Indonesia
Militer Israel telah melakukan 480 serangan di Suriah dalam dua hari terakhir sejak jatuhnya pemerintahan Presiden Bashar al-Assad.
Dalam pernyataannya pada Selasa (10/12), Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengaku telah melakukan ratusan serangan terhadap sebagian besar persenjataan strategis Suriah.
Sebanyak 350 serangan udara menargetkan wilayah udara Suriah, rudal anti-pesawat, drone, jet tempur, tank dan fasilitas produksi senjata di Damaskus, Homs, Tartus, Latakia dan Palmyra.
Sisanya adalah serangan darat yang menargetkan persenjataan, struktur militer, lokasi peluncuran, dan peluncur roket/roket.
IDF juga mengatakan pesawat Israel telah menyerang dua pangkalan angkatan laut Suriah dengan 15 kapal berlabuh. Pihaknya juga diklaim telah menghancurkan puluhan rudal mulai dari laut hingga laut Suriah.
Menteri Pertahanan Israel Katz mengatakan angkatan laut Tel Aviv berhasil menghancurkan angkatan laut Suriah dalam semalam.
Menurut Menteri Luar Negeri Gideon Saar, serangan itu dilakukan untuk mencegah senjata Suriah jatuh ke tangan kelompok ekstremis.
“Sekarang penting untuk mengambil semua tindakan yang diperlukan terkait keamanan Israel,” kata Sauer seperti dikutip CNN.
Serangan Israel menyusul penggulingan Presiden Suriah Bashar al-Assad oleh militan pada Minggu (8/12). Al Assad melarikan diri ke Rusia setelah militan berhasil merebut ibu kota, Damaskus, dalam pemberontakan singkat yang berlangsung kurang dari dua minggu.
Ketika situasi politik di Suriah berubah, pasukan Israel menerobos perbatasan dan menguasai wilayah Dataran Tinggi Golan. Tindakan tersebut dikutuk oleh komunitas internasional sebagai pelanggaran terhadap perjanjian tahun 1974.
Perjanjian tahun 1974 mencakup demarkasi perbatasan antara Suriah dan Israel dan zona demiliterisasi.
“[Tindakan Israel] mengeksploitasi keadaan yang mulus dan vakum untuk merebut lebih banyak wilayah Suriah,” kata Liga Arab dalam sebuah pernyataan. (blq / rds)