Jakarta, CNN Indonesia —
Menteri Dalam Negeri Korea Selatan Lee Sang-min mengundurkan diri pada Minggu (8/12) waktu setempat setelah memicu kemarahan publik usai mengumumkan keadaan darurat keamanan militer pada Selasa (12/03/12).
Lee Sang-min “mengundurkan diri dengan pengakuan mendalam atas tanggung jawab karena tidak melayani rakyat dan presiden dengan baik,” lapor surat kabar Jung Ang Ilbo, mengutip AFP.
Presiden Yoon Suk Yeol menerima pengunduran diri Lee Sang Min, surat kabar tersebut melaporkan.
Lee dan Yoon termasuk di antara pejabat Korea Selatan lainnya yang diselidiki karena pemberontakan setelah darurat militer terbaru diumumkan.
Apalagi Yoon yang selamat dari pemakzulan di parlemen pada Sabtu (7/12).
Pada Minggu pagi, polisi menangkap mantan Menteri Pertahanan Kim Yong-hyun dalam operasi darurat militer. Kim dilarang dan dilarang bepergian.
Upaya untuk memakzulkan Presiden Korea Selatan Yoon Suk-yeol atas keputusannya menerapkan darurat militer telah gagal.
Parlemen Korea Selatan gagal meloloskan rancangan undang-undang untuk memakzulkan Yoon oleh Majelis Nasional pada Sabtu malam (12/7), setelah ia kalah dalam pemungutan suara.
Kegagalan tantangan Yoon disebabkan adanya boikot terhadap persidangan yang dilakukan oleh anggota partainya, yakni Partai Kekuatan Rakyat (PPP).
Proposal pemungutan suara gagal mencapai kuorum dengan lima suara.
Menurut undang-undang saat ini, suara mayoritas dari dua pertiga anggota parlemen, atau sekitar 200 dari total 300 anggota parlemen, diperlukan untuk menerima usulan pemakzulan.
“Jumlah anggota yang memilih tidak mencapai dua pertiga mayoritas yang disyaratkan,” kata Ketua Majelis Nasional Wu Won Shik.
(perintah/mikrofon)