Jakarta, CNN Indonesia —
Wakil Menteri Perindustrian (Menteri) Faisal Raza bereaksi terhadap penutupan gerai 400 pt Sambar Alfariya Trija Tbk alias Alfamart pada tahun 2024.
Ia menegaskan, Kementerian Perindustrian mengkaji seluruh sektor dan subsektor industri. Faisal mencatat, ritel merupakan kontributor kuat terhadap pertumbuhan ekonomi.
“Nah, hari ini (penutupan toko Alfamart) juga dipengaruhi oleh situasi rantai pasok global di beberapa bagian. Namun menurut kami (sektor ritel) bisa menjadi lebih besar lagi,” ujarnya pada 2025. memulai. Peta Jalan Pengembangan Jasa Industri 2045 di Kementerian Perindustrian, Jakarta Selatan, Selasa (17/12).
Oleh karena itu kami juga sedang mengkaji apakah akan memberikan tambahan insentif kepada sektor-sektor seperti ini (ritel) agar bisa tumbuh tahun depan dan beberapa tahun ke depan, kata Faisal.
Wakil Menteri Perindustrian Faisal menegaskan pihaknya tidak bisa bekerja sendiri. Ia mengatakan harus bekerja sama dengan Kementerian Koordinator Perekonomian (Kemenko) dan Kementerian Keuangan.
Namun, dia menyebutkan tugas berat yang dihadapi kedua kementerian. Mencontohkan, Faisal mengatakan Kementerian Keuangan sedang mempertimbangkan cara mengumpulkan sumber pendapatan baru.
“Tentunya kita harus mengundang Kementerian Perekonomian (Kemenko) dan Kementerian Keuangan untuk membahas (insentif bagi pengusaha ritel) lebih serius,” jelas Wamenhub.
“Kementerian Koordinator Keuangan mempunyai beban yang berat dan saat ini Kementerian Keuangan juga harus bekerja keras untuk mengumpulkan sumber-sumber pendapatan baru bagi pemerintah dan negara,” lanjut Faisal.
Terpisah, Direktur Corporate Affairs Alfamart Solihin mengatakan, penutupan 400 toko tersebut disebabkan tingginya harga sewa. Di sisi lain, penjualan ritel mereka menurun.
Solihin menegaskan, pihaknya lebih memilih membuka toko baru dibandingkan mempertahankan 400 cabang. Alfamart telah membuka lebih dari 1.000 toko sepanjang tahun 2024, sehingga total jumlah tokonya mencapai 20.000.
“Kenapa (400 toko Alfamart) ditutup? Iya pasti ada alasannya. Pertama, harga sewanya naik banyak,” kata warga sipil saat dikonfirmasi.
“Toko-toko yang tidak untung karena alasan seperti ini, harga sewanya naik, kalau tuntutan pemiliknya tetap kita penuhi, sayang sekali usaha kita tidak untung atau malah susah.” Intinya selagi kita masih punya tempat, “kita bisa mewujudkannya lebih banyak lagi,” tambahnya.
(skt/sfr)