Surabaya, CNN Indonesia –
Menteri Sosial (Mensos) Saifullah Yusuf atau Gus Ipul mengunjungi sebuah keluarga di Kota Surabaya yang memiliki empat orang anak penyandang disabilitas namun tidak mendapat dukungan Program Keluarga Harapan (PKH).
“Kami menemukan bahwa ada sebuah keluarga yang seharusnya dapat bertahan hidup tetapi terpecah di tengah jalan. Apalagi keluarga ini memiliki anak berkebutuhan khusus, kata Gus Ipul di Surabaya, Minggu (17/11).
Keluarga yang dikunjungi Gus Ipul adalah keluarga Bambang Sasmito (41) dan Tita Riama (38), warga Kelurahan Tanah Kali Kedinding, Kecamatan Kenjeran, Kota Surabaya. Mereka memiliki empat anak penyandang disabilitas.
Keempat anak tersebut adalah Tabitha Nurul Aini (16), Miftahul Huda (12) dan Hanum Putri Ramadhani (6).
Ketiganya mengidap penyakit Cerebral Palsy yang membuat mereka tidak bisa beraktivitas seperti anak normal lainnya. Sedangkan anak bungsu Gale Kamandaru di Idangma (1) pertumbuhannya lambat.
Gus Ipul mengatakan, keluarga Bambang sempat menerima bantuan PKH namun kemudian dihentikan. Hal ini terjadi karena rincian keluarga Bambang dinyatakan tidak memenuhi syarat karena tidak adanya komponen PKH di keluarganya.
Padahal, kata Gus Ipul, penyandang disabilitas merupakan salah satu komponen PKH, sehingga keluarga Bambang berhak mendapat nafkah secara hukum.
Hasil ini, kata Gus Ipul, akan menjadi evaluasi terhadap program-program Kemensos, khususnya verifikasi dan pemutakhiran data.
“Jadi itu adalah sesuatu yang mungkin perlu kami tingkatkan di masa depan. Sesuai instruksi Presiden, kami diminta memastikan data kami valid,” ujarnya.
Gus Ipul pun memuji kinerja para pendamping PKH. Menurutnya, ada kawan-kawan pimpinan program di Kemensos yang harus mengetahui data historis mengenai dukungan yang diterima Keluarga Penerima Manfaat (KPM) dan kondisi sosial ekonominya.
“Saya ngobrol dengan beberapa pendamping, khususnya PKH, yang tahu sendiri tapi tidak paham ceritanya. Jadi mereka tahu keluarga yang bersama mereka, tapi mereka tidak tahu persis apa masalah keluarga itu. Itu juga menjadi masalah,” ujarnya.
Menurutnya, program yang diberikan dapat mempercepat kesejahteraan sosial KPM jika mitra memahami dan menjalankan tugas dan tugasnya dengan baik.
“Sebaliknya, jika pendamping tidak memahami ketentuan KPM maka keberhasilan program akan terancam,” tutupnya.
Gus Ipul menuturkan, mengunjungi kawasan itu merupakan persoalan belanja.
Ia mengatakan, penting untuk memahami pelaksanaan program bansos dan kendala-kendala yang dihadapi di bidang tersebut.
(frd/sfr)