Jakarta, Indonesia —
Mahkamah Konstitusi (MK) mempertimbangkan 26 perselisihan terkait Pilkada Tanah Air di tingkat provinsi pada 2024 pada Selasa (10/12) sore.
Berdasarkan laman/website MK, sebanyak 206 permohonan telah didaftarkan di Kepaniteraan MK hingga pukul 11.40 WIB. Secara keseluruhan, 166 petisi mempertimbangkan pemilihan bupati, 39 petisi menentang pemilihan walikota, dan satu petisi menentang pemilihan hakim.
Aplikasi bagi pendaftar gubernur terkait hasil pilkada di Provinsi Papua Selatan. Permohonan yang resmi didaftarkan pada Senin (9/12) malam ini merupakan perkara pertama pilkada provinsi yang diajukan ke Mahkamah Konstitusi pada tahun ini.
Sedangkan pilkada tingkat kota yang paling banyak diperebutkan adalah Pilkada Kota Banjarbaru. Hingga Selasa sore, empat permohonan pemilihan Wali Kota Banjarbaru telah diajukan ke pengadilan.
Sedangkan hasil pemilu akar rumput yang paling banyak diperebutkan adalah: Pilkada Kabupaten, Pilkada Kabupaten Raja Ampat, dan Pilkada Kabupaten Halmahera Utara. Mahkamah Konstitusi masing-masing menolak tiga perkara terkait hasil pilkada di distrik tersebut.
Sebelumnya, Ketua MK Suhartoyo mengatakan tidak ada perselisihan dalam tahap pendaftaran pilkada. Dia menjelaskan, pendaftaran tidak akan berjalan lebih dari tiga hari setelah hasil perolehan suara KPU setempat pada pilkada.
Setelah mendaftarkan permohonan, pihak yang berperkara dapat melengkapi atau mengubah permohonannya dan selanjutnya pengadilan akan membacakan perkaranya dalam Buku Registrasi Perkara Elektronik (e-BRPC).
“Kemudian setelah direkonstruksi akan didaftarkan ke MK. Setelah registrasi, hakim akan menggelar perkara di meja masing-masing. Lalu, mereka akan memberikan tanggal persidangan,” kata Suhartoyo di Gedung MK 1, Batavia. 9/12)
Ketua Mahkamah Konstitusi mengatakan, peninjauan kembali perkara pilkada dilakukan melalui pemeriksaan pos. Masing-masing panel terdiri dari tiga juri.
Disinggung soal dewan ini, Suhartoyo membenarkan bahwa hakim tidak sedang bertugas untuk mengidentifikasi orang-orang yang berpotensi memiliki hubungan keluarga dengan hakim. Hal ini akan mencegah pengadilan untuk berperang tanpa kepentingan.
Mahkamah Konstitusi belum menetapkan jadwal sidang perdana debat Pilkada 2024.
“Awal Januari [2025],” Suhartoyo memperkirakan jadwal sidang perdana debat pilkada. (Antara/Gil)