Jakarta, CNN Indonesia —
Ketua Harian DPP PKB Ais Syafiah Asfar mengatakan, PKB selalu mendorong pemimpin daerah dipilih oleh DPRD dan bukan langsung oleh rakyat.
Hal itu disampaikannya menanggapi permintaan Presiden Prabowo Subianto agar DPRD memilih kembali pemimpin daerah seperti gubernur, gubernur, dan wali kota.
“PKB selalu mendukung pemilihan gubernur yang bisa diangkat oleh DPRD,” kata Ais kepada fun-eastern.com, Jumat (13/12).
Ayse mengatakan, tugas dan fungsi gubernur lebih merupakan perpanjangan tangan pemerintah pusat hingga kabupaten/kota dibandingkan menjadi kepala eksekutif yang otonom penuh atas kabupaten/kota.
Oleh karena itu, ia menilai anggaran pemilu gubernur sebaiknya diarahkan untuk kebutuhan lain yang ditujukan untuk kebutuhan rakyat.
“Ini diperuntukkan bagi pembangunan/proyek daerah yang lebih efektif,” ujarnya.
Di sisi lain, Ais mencatat penyelenggaraan pilkada membutuhkan dana puluhan triliun, dua hingga tiga kali lipat dibandingkan pilkada 2019.
Ia mengamini pernyataan Prabowo yang menyebut APBN akan lebih hemat bila belanja pilkada kemarin difokuskan untuk memberi makan anak-anak miskin.
Kendati demikian, menurutnya perlu dikaji kembali apakah pilkada langsung yang dipilih oleh masyarakat secara keseluruhan merupakan pilihan yang tepat atau tidak.
“Tentu saja pemilihan kepala daerah melalui DPRD akan mengurangi kebijakan moneter di tingkat pemilih. Namun di sisi lain, dengan mencoba ‘membeli suara’ di tingkat elit, justru meningkatkan kebijakan moneter di tingkat elit. kurang transparan dan tidak mewakili keinginan masyarakat di daerah,” ujarnya.
Selain itu, Ketua DPP Nastemi Irma Saniako secara pribadi mengakui, pemilihan gubernur tidak harus dipilih langsung oleh rakyat dan hanya bisa dilakukan oleh DPRD.
Saya sarankan gubernur tidak dipilih secara langsung, kata Irma kepada fun-eastern.com, Jumat.
Irma beralasan, gubernur merupakan perpanjangan tangan pemerintah pusat dan hanya sekedar koordinator gubernur dan wali kota. Karena itu, dia menilai pemilihan gubernur hanya membuang-buang anggaran.
“Terutama masyarakat yang bekerja langsung dengan gubernur dan wali kota,” ujarnya.
Di sisi lain, Irma mengakui, pemimpin daerah setingkat bupati dan wali kota masih dipilih langsung oleh rakyat.
“Bupati, wali kota, dan presiden tetap dipilih langsung,” ujarnya.
Sebelumnya, dalam pidato puncak perayaan HUT ke-60 Partai Golkar, Kamis (12/12) malam, Prabowo membahas mengenai pemimpin daerah yang akan dipilih kembali oleh DPRD.
Seperti di negara lain, sistem ini dinilai lebih efisien dan hemat biaya, ujarnya.
Saya melihat negara tetangga kita, Malaysia, Singapura, India efektif dalam memilih anggota DPRD, ketika memilih, DPRD memilih gubernur dan penguasa, kata Prabowo.
Prabowo mengatakan rencana itu akan mengurangi anggaran negara untuk penyelenggaraan pilkada.
Ia menambahkan, anggaran Bilgad bisa digunakan untuk hal lain yang lebih penting bagi masyarakat. (rzr/fra)