Jakarta CNN Indonesia —
Ulil Abshar Abdalla, Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), meminta pemerintah memperketat aturan penjualan minuman beralkohol. Sidang tersebut merupakan buntut dari insiden antara dua santri di Yogyakarta. yang baru-baru ini menjadi korban serangan penikaman yang salah sasaran
“Kami berharap aturannya lebih ketat,” kata Ulil di kantor PBNU, Jakarta. Pada Jumat (1/11)
Diakui Ulil, PBNU mengikuti meluasnya peredaran minuman beralkohol di Yogyakarta. Ia mengaku merasa sedih dan khawatir karena kondisi tersebut berdampak pada kehidupan masyarakat.
“Masalah alkohol Masalah kekerasan menyebar kemana-mana Kami ingin permasalahan ini bisa diselesaikan secepatnya,” ujarnya.
Ia juga mengaku menyayangkan penyerang yang dalam keadaan mabuk menikam seorang santri di Pondok Pesantren Krapyak. Di Yogyakarta – Kami menyerukan kepada aparat hukum untuk mengambil tindakan, kata Ulil.
Dua orang pelajar dilaporkan ditikam dan dianiaya di Jalan Parangtritis, Brontokusuman, Mergangsan, Kota Yogyakarta. Kedua pelajar yang menjadi korban diduga kuat merupakan korban penargetan ilegal.
Polisi telah menangkap tujuh orang terkait kejadian tersebut. Tersangka diduga dalam keadaan mabuk saat ditangkap.
Buntut dari peristiwa ini Ribuan santri dari berbagai Pondok Pesantren (Pongpes) menggerebek Mapolres Sleman pada Selasa (29/10). Mereka menuntut kasus tersebut segera diselidiki dan menolak menjual minuman beralkohol.
Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono (rzr/tsa)