Jakarta, CNN Indonesia –
Federal Reserve (Fed) Amerika Serikat menurunkan suku bunganya (Fed Fund Rate/FFR) sebesar 25 basis poin pada Rabu (18/12) waktu setempat. Pemotongan ketiga pada tahun ini membuat FFR berada pada kisaran 4,25-4,5 persen atau terendah dalam dua tahun terakhir.
Dilansir CNN, Ketua Fed Jerome Powell mengatakan penurunan suku bunga terbaru adalah “keputusan yang sangat sulit”.
Dia mengatakan bahwa tingkat suku bunga baru adalah “prioritas utama” yang ada di benak para pejabat selama pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) minggu ini.
Presiden Fed Cleveland Beth Hammick adalah satu-satunya orang yang tidak setuju dengan keputusan pemotongan suku bunga dan lebih memilih mempertahankan suku bunga pada level saat ini.
The Fed sebelumnya mengindikasikan dalam pernyataan kebijakannya bahwa bank sentral akan mempertahankan suku bunga stabil di masa mendatang.
Hal ini karena inflasi masih jauh di atas target bank sentral sebesar 2 persen. Perekonomian AS juga terbukti sangat tangguh dalam menghadapi tingginya suku bunga hipotek.
Menurut perkiraan terbaru, The Fed hanya akan menurunkan suku bunga sebanyak dua kali pada tahun depan, lebih rendah dari empat kali perkiraan pada September lalu.
Para pejabat memperkirakan pertumbuhan ekonomi sedikit lebih kuat, pengangguran lebih rendah, dan inflasi lebih tinggi pada tahun 2025 dibandingkan perkiraan mereka.
Tanpa keraguan, The Fed masih memperkirakan perekonomian AS akan menguat tahun depan. Bank sentral juga memperkirakan inflasi akan membutuhkan waktu lebih lama untuk mencapai targetnya dibandingkan perkiraan sebelumnya, dan tidak mencapai 2 persen hingga tahun 2027.
Paul memuji perekonomian Amerika di media sosial setelah pertemuan tersebut, dengan mengatakan bahwa kekuatannya adalah “kisah” tahun ini. Dia menyebutkan kemungkinan penurunan suku bunga tahun depan seperti yang diperkirakan.
Hal ini membuat pasar kembali tertekan dengan Dow yang anjlok lebih dari 1.000 poin.
Beberapa investor optimis terhadap prospek pertumbuhan yang baik tahun depan, yang mungkin berasal dari kebijakan Presiden Donald Trump.
Pemerintahan baru telah berjanji untuk memperpanjang pemotongan dan pemotongan pajak pada tahun 2017 – kebijakan yang akan meningkatkan pertumbuhan jika diterapkan.
Namun, ancaman Trump untuk mengenakan tarif besar terhadap produk-produk dari Meksiko, Kanada, dan Tiongkok dapat berdampak pada perekonomian karena risiko keuangannya.
Tahun ini, The Fed memangkas suku bunga sebesar 100 bps dari 5,25-5,50 persen menjadi 4,25-4,50 persen. Pemotongan sebelumnya dilakukan sebesar 50 bps pada bulan September dan sebesar 25 bps pada bulan November.
Sejak Maret 2022 hingga Juli 2023, The Fed menaikkan suku bunganya sebesar 525 bps. Setelah itu, FFR ditahan pada kisaran 5,25-5,5 persen Dari September 2023-Agustus 2024.
(sfr/sfr)