Jakarta, CNN Indonesia —
Ketua DPP PDIP Deddy Yevry Sitorus mengaku mendengar upaya Joko Widodo menggoyahkan Partai Banteng dengan mengganti Sekjen yang saat ini dijabat Hasto Kristiyanto.
Dedi tak membantah kabar tersebut saat ditanya awak media saat jumpa pers di Kantor DPP PDIP, Jakarta, Kamis (19/12) malam.
“Saya rasa tidak ada perbedaan pendapat di antara kami, jadi kami tidak akan mengabaikan saran Anda,” ujarnya.
Deddy tak membeberkan lebih detail soal kabar tersebut. Namun, ia mengaku sudah mendengarnya dan sengaja diucapkan sesaat sebelum konvensi 2025.
“Isu ini memang marak dan sengaja diangkat. Tapi kami tidak mau menyebut nama di sini karena menurut kami nama-nama itu sudah tidak layak disebut lagi,” kata Dedi.
Ronny Talapessy, Ketua DPP PDIP Bidang Reformasi Hukum, berpesan kepada seluruh kader untuk mulai mewaspadai upaya fraksi-fraksi yang mengganggu partai menjelang kongres partai ke-5 yang dijadwalkan pada 2025.
Pernyataan itu disampaikan Ketua DPP PDIP Reformasi Hukum Nasional Ronny Talapessy menanggapi banyaknya baliho yang mempertanyakan keabsahan perpanjangan kepemimpinan Megawati Soekarnoputra sejak Juni lalu.
Pemasangan baliho dan spanduk yang bersifat provokatif telah menimbulkan situasi alarm-1 di lingkungan PDI Perjuangan, sebagai respons terhadap upaya ‘mengganggu’ PDI Perjuangan menjelang kongres PDI Perjuangan, seperti yang disampaikan Ibu Megawati Soekarnoputri, kata Ronny.
Ronnie mengatakan saat ini banyak pihak yang berupaya melakukan sabotase terhadap Presiden Jenderal dan partainya. Menurutnya, gerakan yang muncul dari luar saat ini membuat marah para kader.
Ia mengingatkan, PDIP merupakan badan hukum sesuai Akta Notaris Nomor 05 Tahun 27 Juni 2024. Begitu pula dengan struktur kepengurusan baru yang diperluas dan disahkan melalui keputusan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia. Nomor : M.HH-05.11.02 2024, 01.07.2024.
Legitimasi itu tidak bisa dipungkiri dan menjadi landasan kokoh bagi PDI Perjuangan dalam menjalankan tugas politiknya, jelasnya. (tri/sn)