Batavia, CNN Indonesia.
Anggota Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Diya Puspitarini menceritakan temuannya bahwa pelajar yang menembak korban di Semarang bukanlah anggota geng dan tidak pernah terjadi perkelahian, seperti yang diklaim polisi.
Hal itu dia laporkan usai bertemu dengan 11 anak dimaksud yang sebelumnya diamankan Polrestabes Semarang dan kini sudah dikembalikan ke orang tuanya.
“Anak-anak yang terlibat menyatakan bahwa ini bukan geng, melainkan sekelompok anak yang tidak saling kenal dan tidak mau berkelahi,” kata Diya dalam keterangannya, Kamis (12 Mei).
Diya juga mengatakan, tidak ada kekerasan atau pemukulan yang dilakukan saat itu.
“Tembakannya datang begitu cepat dari jarak dekat sehingga mereka pun pulang ke rumah,” lanjut Diya.
Diya juga mengatakan sekolah harus berupaya memahami hak-hak korban pendidikan. Menurut saya, ini adalah langkah terpenting untuk menjaga masa depan yang lebih baik.
Ia kemudian memastikan akan memberikan bantuan kepada para korban, termasuk keluarganya, dan untuk memulihkan trauma emosional yang masih mereka alami.
Bocah C (17) dan A (17) kini mendapat perawatan medis karena terkena peluru. Sedangkan Dinsos hanya akan mengirimkan pekerja sosial untuk meninjau informasi dan dukungan yang akan diberikan kepada anak korban dan anak berkepentingan,” ujarnya.
Di sisi lain, Diya mengatakan KPAI meminta Polda Jateng cepat, transparan, dan tuntas menyikapi permasalahan tersebut.
“Dalam kasus ini ada tiga anak yang menjadi korban luka-luka, sehingga proses pengakuan hak anaknya bisa dilakukan secepatnya, tidak perlu menunggu apa yang harus dilakukan, tapi apa yang harus dilakukan,” dia dikatakan.
Sebelumnya, polisi pernah tinggal di bocah laki-laki berusia 17 tahun berinisial G di Semarang. Pelakunya adalah bintara polisi bernama Robig Zainudin yang menembakkan pistol ke arah G. dan rekan-rekannya.
Peristiwa itu terekam dalam rekaman CCTV pada Minggu dini hari (24/11). Sepeda motor Robig miliknya diparkir di tengah jalan. Kemudian ia bersiap, mencegat Gamma yang sedang berkendara bersama dua temannya, dan menarik pelatuk pistolnya dari jarak kurang dari dua meter.
Polisi sebelumnya menuduh Ji dan teman-temannya sebagai gangster dan ingin berkelahi. Namun orang tua Ji membantah tuduhan tersebut.
(rzr/DAL)