Jakarta, CNN Indonesia —
Serangan Israel terhadap Tartus di Suriah pada akhir pekan lalu memicu ledakan dahsyat dan getaran mirip gempa bumi.
Menurut Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia (SOHR), Israel melancarkan serangan terhadap pangkalan militer Suriah, salah satunya menghantam gudang rudal permukaan-ke-permukaan.
“Ledakan di Tartus sangat keras. Beberapa ahli mengatakan serangan itu mungkin mengenai fasilitas produksi senjata kimia,” kata Resul Sardar dari Al Jazeera.
Media Israel yang memberitakan serangan itu menyebutnya “Hiroshima” karena ledakannya begitu dahsyat di Tartus.
Video yang beredar di media sosial menunjukkan kepulan asap membubung dari lokasi bom.
Apa motif Israel menyerang Tartus?
Pasca jatuhnya rezim Presiden Suriah Bashar al-Assad, Israel menyerang beberapa wilayah di sepanjang perbatasan negaranya.
Serangan-serangan ini terutama terjadi di Dataran Tinggi Golan, wilayah Suriah yang sebagian diduduki Israel pada tahun 1967. Terdapat zona penyangga atau demiliterisasi di Dataran Tinggi Golan yang disepakati Israel dan Suriah pada tahun 1974.
Inilah wilayah yang ingin direbut Israel dengan dalih negara Zionis tidak lagi terancam oleh milisi Suriah.
“Memperkuat (keamanan Israel) di Golan berarti memperkuat negara Israel, dan ini sangat penting saat ini,” kata Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu tak lama setelah jatuhnya rezim al-Assad.
Meski mengaku menyerang Dataran Tinggi Golan, Israel sebenarnya telah menyerang beberapa wilayah Suriah di luar Golan.
Daerah Suriah yang diserang biasanya merupakan lokasi fasilitas militer Suriah yang ditinggalkan oleh pasukan al-Assad.
Sebuah fasilitas militer terletak di Tartus. Daerah ini juga menampung pangkalan Angkatan Laut Rusia (AL).
Sebelumnya, citra satelit menunjukkan pasukan Rusia sedang mengemas dan membongkar peralatan militer mereka di Pangkalan Angkatan Laut Tartus dan Pangkalan Udara Hmeimim.
Bentuk ini muncul setelah jatuhnya pemerintahan Al Assad. Selain Iran, Rusia juga merupakan pendukung rezim Al Assad. Setelah jatuhnya al-Assad, Rusia memberikan suaka kepada al-Assad yang melarikan diri dari Suriah pada 8 Desember.
Israel mengatakan pihaknya melakukan serangan terhadap berbagai pangkalan militer Suriah untuk mencegah kelompok milisi menggunakan senjata militer Suriah yang ditinggalkan untuk menyerang negara Zionis.
Sementara itu, laporan dari Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia (SOHR) menunjukkan bahwa Israel telah melakukan 473 serangan yang menargetkan posisi militer di Suriah, seperti dikutip dari NBC News. (gas/kembali)