Denpasar, CNN Indonesia –
Pada tahun 2025, Dinas Pariwisata (Dispar) Bali akan menerapkan dan meluncurkan model perjalanan wisata di Pulau Godlar untuk mengurangi kemacetan wisatawan di wilayah selatan pulau.
Dinas Pariwisata Daerah (Kadispar) Bali Jokord Bagus Pemayun mengatakan, Dinas Pariwisata Bali menggandeng Universitas Udayan (Unud) Bali dan Asosiasi Perusahaan Perjalanan dan Pariwisata Indonesia (Asita) Bali dalam menyusun skema perjalanan 2025.
“Kami sudah bicara dengan Asita, dan Asita harus menjual sisanya ke mitranya. Kami berharap model perjalanan ini bisa berjalan tahun depan,” kata Pemayun dari Dinas Pariwisata Bali, Kamis (25/12).
Dijelaskannya, tidak ada pariwisata yang berlebihan di Pulau Bali, namun wisatawan terkonsentrasi di wilayah selatan Bali, seperti wilayah Badung, Denpasar, dan Gianar Bali.
“Jadi, Bali mengalahkan segalanya di Bali Selatan. Dilihat dari aktivitas dunia usaha di Bali Selatan, kemacetan lalu lintas di Bali Selatan meningkat signifikan,” ujarnya.
“Makanya kami berupaya. Salah satu yang saya sampaikan adalah perpanjangan moratorium (pembangunan hotel dan villa) ke Menteri Koordinator Kelautan dan Perikanan. Kedua, kami telah menyelesaikan penyusunan itinerary perjalanan tidak hanya untuk Bali bagian selatan saja, namun juga untuk bagian timur, utara, dan ada barat. Dan diakhiri dengan, “Kami bekerja sama dengan kampus Udayana untuk mengembangkan skema perjalanan.”
Pola perjalanan tersebut akan dibentuk dalam satu paket, sehingga wisatawan nantinya akan dibentuk menjadi kawasan wisata seperti Kabupaten Jembrana di Bali Barat, Bali Utara seperti Kabupaten Buleng dan Tabanan, serta Bali Timur seperti Kabupaten Klungkung, Kabupaten Bangli, dan Kabupaten Karangasem.
Selain itu, Kemenpar juga meluncurkan paket wisata 3B atau Banyuwangi, Bali Barat, dan Bali Utara. Paket wisata 3B ini menghubungkan destinasi wisata di tiga daerah seperti Banyuwangi, Jawa Timur, Bali Barat, dan Bali Utara. “Kami juga memiliki konsep Bali and Travel Fair (BBTF) yang kami buka dari awal,” ujarnya.
Menurut Pemayun, Pulau Bali menjadi lokomotif penyebaran kunjungan wisatawan ke wilayah lain, bahkan negara-negara Eropa sudah menerapkannya.
Saat ini, kata dia, wisatawan sulit meninggalkan Bali bagian selatan karena paling mudah bagi wisatawan untuk berkunjung ke Bali bagian selatan.
Selain itu, terdapat sarana dan prasarana untuk memudahkan wisatawan, serta terdapat wisata alam, budaya, dan buatan yang lengkap di Bali selatan.
“Semuanya ke bandara dan pusat kuliner terdekat. Ada beberapa tempat wisata di Bali Selatan dan ke depan bisa kita coba di Bali Barat, Bali Utara, dan Bali Timur,” ujarnya.
“Di Bali Selatan semuanya mudah, fasilitasnya, hotelnya, makanannya, atraksi alam dan budayanya, tapi sekarang di Bali Barat sudah ada, di Bali Utara mulai kita lakukan,” jelasnya. (kdf/wiw)