Jakarta, CNN Indonesia —
Gempa berkekuatan 5,4 SR mengguncang Bankulu sekitar pukul 17.23 WIB pada Rabu (11/12).
Gempa tersebut tidak menimbulkan tsunami, menurut Stasiun Geofisika Kipahyang Badan Meteorologi, Klimatik, dan Geofisika (BMKG).
Anton Sugiharto, Kepala Stasiun Geofisika, mengatakan: “Tidak ada kemungkinan terjadi tsunami, tapi ada kemungkinan terjadi guncangan, terutama di wilayah pesisir. Kami berharap masyarakat waspada.”
Dia mengatakan, saat ini tidak ada kerusakan pada bangunan apa pun.
Episentrum gempa terletak di 4,49 Lintang Selatan, 102,51 Bujur Timur (T) Negara Bagian Bekulu Selatan pada kedalaman 19 km, 45 km barat daya Negara Bagian Bekulu Selatan.
Gempa bumi dirasakan di Provinsi Kepahiang, Kota Ngkulu, Provinsi Seluma, Provinsi Benkulu Selatan, Provinsi Benkulu Utara, Provinsi Pagar Alam, Provinsi Sumatera Selatan dan lain-lain.
Ia meminta masyarakat selalu mengecek informasi BMKG dan tidak tersinggung dengan informasi atau isu yang tidak bertanggung jawab.
Sementara itu, sejak Januari (6/12) telah terjadi 1.438 gempa dengan berbagai magnitudo dan hal ini merupakan hal yang lumrah terjadi.
Observatorium Meteorologi dan Geofisika (PMG) pertama Mohd Najib mengatakan, hal ini dikarenakan Kabupaten Bankulu berada di zona subduksi dimana dua atau lebih lempeng tektonik bertabrakan dan salah satu lempeng tersebut masuk ke dalam perut bumi.
Ratusan gempa merupakan hal yang wajar terjadi di Provinsi Bankulu karena Bankulu sendiri berada di zona subduksi dan banyak terdapat sesar aktif, ujarnya.
Oleh karena itu, ia mengimbau masyarakat Negeri Bankulu tidak panik dan selalu waspada jika terjadi gempa.
Maka waspada dan jangan panik serta jangan mudah percaya dengan informasi dari luar mengenai akan terjadinya gempa.
Serta mampu memahami langkah-langkah untuk mengurangi risiko gempa bumi dan siap mengungsi kapan saja jika merasakan gempa dan tidak tersinggung dengan informasi atau rumor yang tidak bertanggung jawab. (Antara/ISN)