Jakarta, CNN Indonesia —
Pemimpin Partai Demokrat sebagai oposisi utama di Korea Selatan, Lee Jae-myung, membeberkan alasan yang mendorong Parlemen atau Majelis Nasional memakzulkan penjabat Presiden Han Dak-soo.
Lee mengatakan upaya partainya untuk menggulingkan Perdana Menteri dan Presiden sementara Han Dak-soo bertujuan untuk memperkuat demokrasi di Negara Bagian Ginseng.
Menurutnya, keputusan ini bertujuan untuk meningkatkan citra Korea Selatan, bukan mengganggu politik dalam negeri.
“Dengan menghilangkan delusi jahat dari mereka yang mencoba melakukan revolusi, kita akan menjadi demokrasi yang lebih kuat dan sempurna,” kata Lee dalam pidato publik yang disiarkan televisi pada Jumat pagi (27/12).
Ia melanjutkan, seperti dikutip oleh surat kabar Korea Herald: “Kami akan mengubah krisis ini menjadi peluang untuk mencapai lompatan maju yang baru.”
Lee menekankan bahwa Han adalah pemimpin pemberontakan, dan bahkan “penjaga” para pemimpin pemberontak.
Menurutnya, keputusan Han yang menolak mengangkat hakim di Mahkamah Konstitusi merupakan upaya lain untuk mengganggu sistem hukum dengan menunda pembentukan badan konstitusi yang diperlukan.
Majelis Nasional secara resmi menggulingkan Presiden sementara Han Dak Su hari ini.
Parlemen, yang dikendalikan oleh oposisi Partai Demokrat Korea, mengusulkan pemakzulan karena Han menolak menunjuk hakim kongres untuk sidang pemakzulan Presiden Yoon Seok-yul.
Mahkamah Konstitusi saat ini hanya memiliki enam hakim. Sementara itu, seharusnya ada sembilan hakim yang memutus perkara tersebut.
Proses pemakzulan terhadap Presiden Yoon hanya dapat dilakukan jika enam hakim Knesset dengan suara bulat setuju untuk memakzulkan presiden.
Pemakzulan terhadap pejabat atau penjabat presiden merupakan yang pertama dalam sejarah ketatanegaraan Korea.
Presiden bisa dimakzulkan jika mendapat 200 suara. Usulan untuk memecat Han mendapat 192 suara, lebih banyak dari ambang batas 151 suara yang dibutuhkan Parlemen untuk memberhentikan seorang anggota Kabinet.
Parlemen dulu menganggap Han adalah anggota Kabinet, dan bukan presiden terpilih seperti Yoon Seok-yeol. (baca / baca)