Jakarta, CNN Indonesia —
Pembunuhan Tiongkok, pejabat tinggi korupsi, menjadi fokus pemberitaan dunia pada Kamis (19/12) hingga pertempuran antara Israel dan Houthi Yaman di Timur Tengah.
Artikel berikut menunjukkan bahwa: Serangan Israel terhadap pejuang Houthi di Yaman menewaskan 9 warga sipil
Serangan Israel di Yaman mengakibatkan sembilan orang tewas.
Sebelumnya, tentara Israel membombardir pelabuhan dan produk energi yang digunakan pejuang Houthi di Yaman sebagai pembalasan atas serangan roket yang dilakukan kelompok milisi tersebut.
Pemimpin Houthi Abdul Malik, dalam pernyataan yang dikirim ke saluran berita milik Houthi Al Masira, dikutip mengatakan: “Musuh Israel menyerang pelabuhan Hodeida dan pembangkit listrik di Sanaa, dan serangan yang dilakukan oleh Israel mengakibatkan kematian 9 warga sipil.” AFP. , Jumat (20/12).
Tiongkok telah mengeksekusi Li Jianping, yang dianggap sebagai pemimpin paling korup di Tiongkok
Tiongkok telah mengeksekusi mantan pemimpin Partai Komunis Li Jianping atas skandal suap senilai 3 miliar yuan, yang saat ini merupakan skandal suap terbesar yang pernah ditemukan di negara bambu tersebut. Hukuman mati ini menyusul langkah pemberantasan korupsi yang dilakukan pemerintahan Presiden Xi Jinping yang kian gencar belakangan ini.
Kantor berita Xinhua melaporkan bahwa pada Selasa 17/12, Li Jianping, kepala wilayah pengembangan ekonomi partai, dibunuh di Hohhot, Mongolia Dalam, setelah pertemuan terakhirnya dengan keluarganya.
Pria berusia 64 tahun ini dijatuhi hukuman mati pada September 2022 dalam salah satu kasus korupsi terbesar di Tiongkok, atas tuduhan penggelapan, korupsi, dan berkonspirasi dengan organisasi kriminal.
Tim hukum Presiden Korea Selatan Yoon membantah melakukan pengkhianatan
Tim Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol membantah tuduhan pemberontakan terhadap Yoon setelah menyatakan keadaan darurat pada 3 Desember.
Pengacara Yoon, Seok Dong Hyeon mengatakan, tuduhan penghasutan terhadap Yoon tidak berdasar karena dialah yang terang-terangan memberontak di mata dunia.
“Dari sudut pandang Presiden Yoon, dia bahkan tidak memikirkan pemberontakan. Pemberontakan seperti apa yang akan berdampak pada seseorang yang berbicara di konferensi pers di depan orang-orang di seluruh dunia,” ujarnya.
(rds)