
Jakarta, CNN Indonesia —
Pada Jumat (13/12) waktu setempat, PBB mencatat peningkatan kehadiran militer Israel di zona penyangga Dataran Tinggi Golan Suriah.
Kondisi tersebut berdasarkan temuan pasukan penjaga perdamaian PBB di Dataran Tinggi Golan yang dikenal dengan nama Observer Force yang telah beroperasi sejak pekan lalu.
Juru bicara PBB Stephane Dujarric mengatakan pada konferensi pers: “Telah diamati bahwa aktivitas Pasukan Pertahanan Israel telah meningkat secara signifikan di dalam wilayah pemisahan dan di garis gencatan senjata, di mana mereka telah memasang penghalang bergerak mulai Juli 2024.”
“UNDOF mengonfirmasi bahwa pada 13 Desember, IDF masih berada dalam zona pelepasan di beberapa lokasi,” tambahnya.
Dujarric juga mengatakan UNDOF telah memperingatkan Israel bahwa tindakannya di Dataran Tinggi Golan “melanggar perjanjian tahun 1974.” Israel dan Suriah mencapai kesepakatan yang menetapkan batas-batas zona penyangga dan zona demiliterisasi.
Pasukan tersebut diawasi oleh UNDOF karena mereka bertugas menjaga gencatan senjata antara Israel dan Suriah setelah perang Timur Tengah tahun 1973.
“UNDOF mendorong mereka untuk menghentikan semua aktivitas militer di wilayah separatis dan mematuhi ketentuan perjanjian untuk menjaga stabilitas di Dataran Tinggi Golan,” kata Dujarric.
Sebelumnya, pasukan Israel melakukan operasi di zona penyangga antara Suriah dan Dataran Tinggi Golan yang diduduki Israel pada Kamis (12 Desember).
Operasi tersebut menyusul jatuhnya pemerintahan Presiden Suriah Bashar al-Assad, sehingga menyebabkan kekosongan kekuasaan di wilayah perbatasan. Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan operasi tersebut untuk mencegah kelompok jihad memberikan ancaman terhadap komunitas Israel di Dataran Tinggi Golan. (rzr/bac)