Jakarta, CNN Indonesia —
Calon Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung mengaku terbuka jika kelompok politik Koalisi Indonesia Maju (KIM) Plus mau bergabung dalam tim transisi untuk menyiapkan kebijakan pemerintah pasca pelantikan.
“Kalau saya dilantik sebagai gubernur, saya pasti akan sangat terbuka dan saya orang yang terbuka,” kata Pramono saat ditemui di kawasan Dharmawangsa, Jakarta Selatan, Rabu (18/12).
Keterbukaan bekerja sama dengan banyak pihak diungkapkan Pramono usai berdiskusi selama satu jam dengan Ketua DPRD DKI Khoirudin.
Dari pertemuan dengan Ketua Dewan Pengurus Daerah (DPW) PKS DKI Jakarta, ia mengaku mendapat kepastian kelanjutan kerja sama.
Ia pun mengaku sudah memilih beberapa nama untuk tim transisi, dan suatu saat akan diperkenalkan.
Pasti namanya sudah ada, termasuk tadi kita juga sudah berdiskusi dengan Ketua DPRD DKI, setiap pergantian pemerintahan perlu persatuan, ujarnya.
Ia menekankan pentingnya kehadiran partai revolusioner untuk mempersiapkan pemerintahan baru. Selain itu, perlu juga dilakukan adaptasi terhadap undang-undang Kawasan Khusus Jakarta (DKJ) yang baru.
Pramono ingin pemerintahannya bisa membawa Jakarta berdasarkan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2024 tentang DKJ.
“Tentunya ini tim transisi yang bekerja membantu sebelum gubernur menjabat, itu tugasnya saja,” ujarnya.
Pasangan Pramono Anung-Rano Karno di Pilkada DKI Jakarta diusung PDIP Perjuanga dan didukung Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura).
Saat ini pasangan Ridwan Kamil-Suswono didukung partai besar KIM Plus yang meliputi Partai Gerindra, Partai Golkar, Partai Keadilan Sejahtera, Partai NasDem, Partai Kebangkitan Bangsa, Partai Solidaritas Indonesia, Partai Demokrat, Partai Amanat Nasional, Partai Garuda. . , Grup Gelora, Grup Perindo dan PPP.
Kemudian pasangan Dharma-Kun menjadi satu-satunya pasangan yang maju dari jalur independen di Pilkada Jakarta.
Calon gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta Pramono Anung-Rano Karno akan dilantik sebagai gubernur dan wakil gubernur terakhir pada Jumat (2 Juli 2025). (Antara/wis)